Find Us On Social Media :

Mengapa Terdapat Perbedaan Strategi di Antara Pemimpin Indonesia dalam Menghadapi Jepang?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 6 Desember 2022 | 15:49 WIB

(Ilustrasi) Mengapa terdapat perbedaan strategi di antara pemimpin Indonesia dalam menghadapi Jepang?

Di samping itu, ada juga yang beranggapan bahwa cara terbaik dalam menghadapi Jepang adalah dengan perjuangan yang bersifat radikal atau non kooperatif.

Taktik non kooperatif dilakukan karena Jepang dianggap tidak mempunyai rasa kemanusiaan ketika menguasai rakyat Indonesia sehingga menimbulkan amarah yang berujung perlawanan.

Tokoh kooperatif dan non-kooperatif

Kooperatif

Tokoh yang berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan Jepang adalah:

  1. Soekarno
  2. Mohammad Hatta
  3. Ki Hajar Dewantara
  4. KH Mas Mansyur

Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat atau lunak dan bersedia bekerja sama dengan pemerintah penjajah.

Strategi ini dilakukan karena pada waktu itu Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional.

Kala itu, Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuk dengan tujuan memenangkan Perang Asia-Pasifik.

Bentuk kooperatif yang ditunjukkan oleh para pemimpin Indonesia adalah dengan bersedia bergabung ke dalam organisasi buatan Jepang, seperti Pusat Tenaga Rakyat (Putera), yang dpimpin oleh Empat Serangkai.

Dengan cara ini, masyarakat Indonesia bisa dipersiapkan secara mental maupun fisik untuk nantinya bisa mengejar kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Mengapa Selama Penjajahannya, Jepang Membagi Indonesia Menjadi Tiga Wilayah?

Selain Putera, ada juga Barisan Pelopor dan Chuo Sangi In.