Find Us On Social Media :

Indonesia Perlu Belajar pada 7 Negara Ini untuk Bikin Warganya Bahagia

By Ade Sulaeman, Jumat, 10 Juni 2016 | 15:40 WIB

Indonesia Perlu Belajar pada 7 Negara Ini untuk Bikin Warganya Bahagia

Intisari-Online.com - Ketika membahas tentang upaya membahagiakan, bukan mensejahterakan, rasanya Indonesia perlu belajar dan meniru 7 negara ini.

Ambil contoh, misalnya, Perancis. Baru-baru ini pemerintah Perancis mengumumkan peraturan baru yang melarang perusahaan dengan ukuran tertentu (50 atau lebih karyawan menurut hukum) mengirim email pada akhir pekan atau hari libur.

Berdasarkan undang-undang, karyawan diberikan hak sipil untuk menjauh dari inbox mereka selama waktu libur.

Perancis bukan satu-satunya negara yang bisa mengajarkan kita pelajaran tentang bagaimana negara mengurus warganya. Berikut adalah enam praktik kesejahteraan lainnya yang bisa kita adopsi dari negara lain di seluruh dunia.

1. Membiarkan cuti bagi orangtua di Swedia.

Swedia memberikan cuti 480 hari bagi kelahiran anggota keluarga baru. Meskipun mengambil cuti, gaji tetap dibayarkan. Tidak hanya Ibu, Ayah dan Ibu dibolehkan mengambil cuti di saat bersamaan.

2. Anjuran konsumsi makanan bergizi di Jepang.

Individu didorong untuk mengkonsumsi gizi yang tinggi dan menu makanan tinggi akan karbohidrat. Menurut sebuah studi baru-baru ini, rakyat Jepang juga dianjurkan untuk makan banyak ikan dan produk kedelai, selama itu rendah lemak. Dan itu tampaknya terbayar, Jepang memiliki tingkat harapan hidup tertinggi kedua di dunia.

3. Menumbuhkan rasa petualangan seperti warga Selandia Baru

Warga Selandia Baru tidak hanya menikmati alam luar, mereka juga memprioritaskannya. Queenstown telah dijuluki sebagai "ibukota petualangan dunia" dan itu baik untuk kesehatan mental mereka. Penelitian menunjukkan petualang ekstrim yang dapat mengatasi teror fisik, bisa pula merasakan pemenuhan dan kesejahteraan.

4. Program atasi kecanduan teknologi di Korea Selatan.

Sebagai salah satu negara dengan budaya gawai yang paling mendunia, Korea Selatan membuat upaya nyata untuk mengatasi ketergantungan pada perangkat. Ini juga dapat menjadi keajaiban untuk kesejahteraan. Pemerintah Korea Selatan mensponsori banyak pusat konseling dengan program atasi kecanduan internet.

5. Menghargai tidur siang seperti di Spanyol.

Tidak ada yang tahu lebiih baik tentang kebiasaan tidur siang seperti Spanyol ! Perdana menteri Spanyol baru-baru ini menyerukan untuk mengakhiri kebiasaan tidur siang untuk mendorong lebih banyak jam kerja normal.

Warga Spanyol tidak butuh diperintah untuk menghargai seni istirahat tengah hari ini. Tradisi ini telah dihormati selama berabad-abad, karena suatu alasan dan cita-cita tidak akan hilang dengan hilangnya tidur siang. Dan untuk itu, Spanyol benar! Ia berada di sisi kanan sains. Penelitian menunjukkan istirahat kerja sore hari dapat meningkatkan produktivitas dan kewaspadaan.

6. Memprioritaskan kebahagiaan seperti di Denmark.

Denmark sering dinobatkan menjadi negara yang paling bahagia di dunia, dan tentunya tidak mengherankan. Negara ini secara konsisten memiliki skor baik di kategori seperti tingginya tingkat harapan hidup yang sehat, kurangnya politik korup dan rasa yang kuat dari dukungan sosial.

Belum lagi mereka juga memiliki kebijakan cuti orangtua yang sangat baik dan memprioritaskan kesukarelaan. Dalam masyarakat global di mana penekanan ditempatkan pada mengejar kebahagiaan, warga Denmark jelas berada di jalan yang benar.

(K.N Rosandrani / nationalgeographic.co.id)