Find Us On Social Media :

'Menunggu' Ajal Menjemput, Dian Berbaring di Samping Jasad Ibu? Teori Kematian Satu Keluarga di Kalideres

By Ade S, Senin, 14 November 2022 | 19:12 WIB

Rumah tempat satu keluarga tewas di Kalideres. Terungkap alasan jenazah korban baru tercium beberapa hari terakhir meski sudah meninggal dunia lebih dari 3 minggu.

Intisari-Online.com - Banyak teori berkembang seiring dengan terbongkarnya kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Ada yang menduga mereka tidak lagi mampu membeli makanan hingga akhirnya mati kelaparan.

Ada pula yang mengeluarkan pendapat bahwa keluarga ini terlibat dalam sebuah keyakinan yang menyimpang.

Teori yang terakhir juga disampaikan oleh kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala.

Adrianus menjelaskan bahwa dalam keyakinan tertentu, tindakan melaparkan diri adalah bagian dari upaya untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Namun, untuk teori yang pertama, bahwa keluarga tersebut tidak mampu membeli makan hingga mati kelaparan, Adrianus memilih untuk menganggapnya sebagai sebuah hal yang mustahil.

Pria yang lahir pada 18 September 1966 ini justru malah memiliki teori lain terkait kematian satu keluarga di Kalideres.

Dirinya justru melihat kemungkinan adanya unsur kesengajaan dalam bentuk melaparkan diri dan atau anggot keluarga.

"Mereka tidak kelaparan, tapi dilaparkan. Mereka tidak diberi makan sampai mati," ujar Adrianus seperti dilansir Kompas.com, Senin (14/11/2022).

Dalam teorinya tersebut, Adrianus menduga sebagian dari keempat korban, khususnya yang sudah berusia lanjut, sengaja dilaparkan.

Hingga pada akhirnya, lanjut Adrianus, salah satu dari keempat korban kemudian memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Terkait cara korban terakhir mengakhiri hidup, Adrianus meminta masyarakat untuk menunggu hasil autopsi yang lengkap.

Pernyataan Adrianus sendiri merujuk pada temuan petugas kepolisian di lapangan serta hasil autopsi.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada makanan yang ditemukan di rumah tersebut.

Bahkan, pihak kepolisian juga menyatakan bahwa kulkas yang ada di rumah tersebut kosong.

“Perabotan ada, kulkas ada, tapi kulkas kosong, engga ada makanan, ini bener-bener kosong,” kata Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar, seperti dilansir TribunJakarta.com, Jumat (11/11/2022).

Sejalan dengan itu, hasil autopsi juga menunjukkan bahwa lambung para korban kosong, yang mengindikasikan keempatnya tidak makan dalam waktu yang cukup lama.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter, bahwa (korban) ini tidak makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma.

Siapa korban terakhir?

Sementara itu, kepada Intisari, Ketua RT setempat, Asiung menyatakan dirinya menemukan adanya kapur barus di dalam rumah para korban.

"Saya melihat ada kapur barus di atas meja beserta dengan lilin merah," tutur Asiung kepada Intisari, Sabtu (12/11/2022).

Benda yang ditemukan di dalam mangkuk tersebut diketahui berfungsi sebagai penyerap bau.

Terkait temuan dan fungsi dari kapur barus ini juga dikonfirmasi oleh Syafri Wasdar.

"Kapur barus kan ada ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara), dokter mengatakan bahwa kapur barus bisa menyerap bau," kata Syafri di Kalideres, Sabtu.

Asiung menduga, salah seorang dari korban menggunakan kapur barus tersebut untuk menutupi bau dari jasad korban yang telah meninggal dunia terlebih dahulu.

Apalagi, pihak kepolisian, merujuk hasil autopsi, menyatakan bahwa waktu kematian para korban berbeda-beda.

Ada yang meninggal dunia tiga minggu sebelum ditemukan, ada pula yang baru meninggal dunia sekitar seminggu sebelum ditemukan.

Kondisi jasad pun seolah menunjukkan bahwa sebagian korban sempat 'diurus' oleh korban yang lain sebab ditemukan dalam kondisi "kering".

Kedua korban yang dimaksud adalah suami-istri Rudyanto Gunawan dan K. Margaretha Gunawan.

Sementara jasad korban lain, Dian dan Budyanto Gunawan, ditemukan dalam kondisi "basah".

Hal inilah yang menguatkan teori yang dikemukakan oleh kriminolog Adrianus Meliala.

Bahwa sebagian korban dilaparkan oleh satu atau sebagian korban yang lain, untuk kemudian korban tersebut pun akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri.

Siapakah korban yang melaparkan korban-korban lainnya, jika merujuk pada usia, besar kemungkinan pelakuknya adalah Dian yang merupakan korban termuda dalam kasus ini.

Jasad Dian sendiri ditemukan terbaring di samping jasad ibunya sendiri yang diduga sudah lebih dulu meninggal dunia.

Mungkinkah, di sisa akhir hidupnya, Dian memilih berbaring di samping ibunya?

Berbaring di dalam rumah yang telah gelap gulita, sambil menunggu ajal menjemput.

Berbaring di samping orang yang mungkin sangat dia sayangi sepanjang hidupnya.

Baca Juga: Pantas Baru Tercium, Jasad Korban Tewas di Kalideres Ternyata Sempat Diberi 'Sesuatu' Oleh Sosok Ini