Find Us On Social Media :

Inilah 6 Cara Ajari Anak Agar Tak Rasis

By Tika Anggreni Purba, Rabu, 10 Agustus 2016 | 08:00 WIB

Inilah 6 Cara Ajari Anak Agar Tak Rasis

Intisari-online.com—Anak-anak pasti belajar meneladani orangtuanya. Jika orangtua ingin anak bertimbuh dengan nilai dan paham yang baik, maka orangtua mesti mengajarkannya dengan tepat.

Masa kini, paham seperti rasisme bahkan secara khusus etnosentrisme (merujuk pada etnis tertentu) masih saja jadi persoalan. Maka kini saatnya mengajari generasi penerus untuk tidak terjebak dalam pemahaman rasis.

Di negara barat mungkin persoalan ras kulit hitam dan kulit putih yang menjadi persoalan. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Ya, negara yang multietnis ini juga cenderung berisiko mengalami perpecahan karena etnosentris. Di mana orang-orang memiliki penilaian tersendiri terhadap nilai dan kebudayaan orang lain menurut standar budayanya sendiri.

Demi generasi yang lebih terbuka dan saling menghargai budaya, ini enam cara untuk mengajari anak-anak di rumah:

1. Perhatikan cara berbicara Anda!

Upayakan untuk tidak menggunakan bahasa dan kata-kata yang menyinggung kebudayaan lain. Jangan membedakan orang-orang dengan warna kulit dan perbedaan budayanya.

2. Perhatikan diri Anda, siapa tahu diri Anda bias

Banyak orang yang tidak menyadari dirinya sendiri adalah orang yang rasis atau etnosentrisme. Alasannya adalah kurangnya pemahaman tentang tindakan apa yang termasuk dalam paham rasis ini. Memiliki penilaian dan stereotif negatif terhadap budaya lain sudah termasuk etnosentris, lo.

3. Jangan hubungkan kejahatan seseorang dengan latar belakang SARA

Benar kalau orang jahat itu kemungkinan selalu ada. Namun orang jahat tidak bergantung pada suku, ras, dan agama. Ketika anak Anda mengetahui informasi sebuah perilaku kriminal, hati-hati, jangan sampai menyudutkan etnis dan ras tertentu. Misalnya, “Memang! Suku X  semuanya begitu.”

4. Jelaskan padanya dengan tepat

Anak-anak mungkin tidak mendengar isu SARA dari mulut Anda. Bisa jadi informasi dari luar diterima olehnya. Jika ia bertanya pada Anda, jelaskanlah mengenai karakter dan kepribadian manusia tidak dapat dinilai dengan suku, ras, dan agama.