Penulis
Intisari-Online.com-Miliaran dolar uang asalChinatelah mendongkrak perekonomian beberapa negara Eropa - tetapi ada beberapa kesepakatan yang ternyata mengundang masalah.
Para kritikus mengatakan itu adalah "jebakan utang", di manaChinadapat'melakukan apa saja' jika pinjaman tidak dilunasi.
Chinamenegaskan diri sebagai mitra investasi yang dapat diandalkan - tetapi Beijing juga menghadapi tuduhan eksploitasi pekerja dan kerusakan lingkungan.
Melansir Kompas.com, sejak 2016, perusahaan pelayaran asal China, Cosco, telah menjadi pemegang saham mayoritas di Pelabuhan Piraeus, Yunani.
Kepemilikan mayoritas Cosco atas Pelabuhan Piraeus menjadikan kekuatan asinglah yang mengontrol pelabuhan utama Yunani tersebut.
Sementara itu, di Jerman terjadi perdebatan sengit mengenai Cosco yang membeli saham minoritas di terminal peti kemas di Pelabuhan Hamburg.
Akan tetapi, Yunani tampaknya tidak memiliki kekhawatiran seperti yang berkecamuk di Jerman.
Sejak 2011, karena tercekik krisis utang dan Troika (Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Dana Moneter Internasional), Pemerintah Yunani menjual hampir semua pelabuhan dan bandara penting negara itu kepada perusahaan asing.
Pada 2016, Athena menandatangani kontrak dengan Cosco yang memungkinkan perusahaan China tersebut mengamankan dua pertiga saham mayoritas di Pelabuhan Piraeus.
Sejauh ini, pemerintah Yunani tampak puas dengan kinerja Cosco di pelabuhan utama Yunani, sebagaimana dilansir DW, Senin (31/10/1022).
Presiden China Xi Jinping menggambarkan investasi Cosco di Piraeus sebagai proyek teladan.
Xi, yang memeriksa pelabuhan secara langsung pada 2019, melihat Piraeus sebagai pusat penting untuk menghubungkan darat-laut secara cepat antara China dengan Eropa.
“Dan untuk konektivitas antara Asia dan Eropa,” kata Xi kala itu.
Sejak membeli Pelabuhan Piraeus, Cosco merombaknya dan memodernisasinya.
Kini, pelabuhan tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Mediterania timur, serta terbesar ketujuh di Eropa.
Piraeus bukan Hamburg Di Piraeus, saham mayoritas di pelabuhan dijual ke Cosco.
Awalnya 51 persen kemudian meningkat menjadi 67 persen.
Oleh karena itu, Cosco yang merupakan perusahaan pelayaran China dapat memutuskan masa depan Pelabuhan Piraeus.
Sebelumnya, China diketahui membiayai proyek pelabuhan Hambantota yang terletak di pantai Selatan Sri Lanka melalui bantuan utang sebesar US$ 1,5 miliar.
Bantuan tersebut diberikan pada tahun 2010.
Namun, pada 2017 Sri Lanka harus merelakan pelabuhan tersebut kepada China karena tidak mampu membayar utangnya.
Diplomasi jebakan utang ini bahkan telah meluas hingga ke Pasifik.
The Timesjuga melaporkan bahwa secara efektif China akan meningkatkan kehadiran militernya di pintu gerbang utama ke pantai timur Australia.
Di antara proyek-proyek yang didanai uang ini adalah dermaga terbesar di Pasifik Selatan yang dianggap mampu mengakomodasi kapal induk.
Baca Juga: DitakutiMao Zedong dan Dibandingkan dengan Xi Jinping, Siapa ItuDeng Xiaoping?
(*)