Penulis
Intisari-Online.com - Korea Selatan tengah berduka dengan tragedi perayaan Halloween yang terjadi di kawasan hiburan malam Itaewon.
Tragedi Itaewon yang hingga kini dilaporkan memakan korban setidaknya 151 orang itu pun menjadi sorotan dunia.
Korban yang mayoritas remaja dan dewasa muda dilaporkan meninggal dunia akibat terinjak-injak dalam kejadian nahas tersebut.
Tragedi Itawon terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam, di mana dilaporkan bahwa sekitar 100.000 orang memadati gang-gang sempit dan jalanan berliku kawasan tersebut.
Itaewon adalah salah satu kawasan terpopuler di Seoul, Korea Selatan, untuk kegiatan di malam hari.
Warga setempat dan orang-orang asing berduyun-duyun ke sana setiap akhir pekan, tetapi Halloween merupakan salah satu malam tersibuk sepanjang tahun.
Selain itu, pada Sabtu Malam tersebut, merupakan perayaan Halloween perdana tanpa masker di distrik Itaewon setelah terhalang pandemi Covid-19 selama tiga tahun.
Sejauh ini penyebab insiden ini masih diselidiki.
Sementara itu, setelah menggelar pertemuan darurat, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memerintahkan membentuk tim untuk membantu merawat yang terluka.
Dia juga memerintahkan untuk dilakukan penyelidikan latar belakang kejadian itu.
Dengan jumlah korban tewas dalam Tragedi Itaewon, ini adalah bencana paling mematikan di Korea Selatan sejak 2014, ketika kapal feri Sewol tenggelam yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Perayaan Halloween jadi tragedi terkelam di Korea Selatan, inilah sejarah Halloween.
Sejarah Halloween, dari Sinilah Perayaan Itu Dimulai
Sejarah Halloween rupanya berakar dari festival Samhain yang dirayakan oleh bangsa Celtic kuno di Inggris dan Irlandia.
Sebuah gundukan besar di tengah ladang pertanian di Roscommon Irlandia menyimpan kisah misteri yang berkaitan dengan asal-usul perayaan Halloween.
Ritual oleh bangsa Celtic kuno diadakan ribuan tahun lalu untuk setan Celtic, yang menghuni gua neraka Oweynagat di dekatnya.
Oweynagat, berarti "gua kucing", dianggap oleh bangsa Celtic kuno sebagai bagian antara Irlandia dan "dunia lain" yang dipenuhi setan.
Menurut arkeolog Irlandia, Daniel Curley, dari tempat itulah lahir festival Samhain, akar kuno dari perayaan Halloween.
Tetapi, ritual Celtic kuno dulu sangat jauh dari perayaan Halloween saat ini.
Perayaan Halloween saat ini dikenal sebagai perayaan yang ramah untuk anak-anak berkeliling kompleks rumah di malam hari.
Sementara ritual yang menjadi cikal bakal Halloween itu mengacu pada ritual berdarah dan menakutkan di Rathcroghan, bekas pusat Celtic.
Di jantung Rathcroghan, di gundukan monumental itu, hewan dikorbankan di kuil persembahan selama festival Samhain.
Lahan pertanian subur, Rathcroghan, dilaporkan memiliki 240 situs arkeologi yang tersebar di 2,5 mil persegi wilayahnya.
Mulai dari gundukan pemakaman hingga benteng cincin, situs batu berdiri, pekerjaan tanah linier, tempat perlindungan ritual Zaman Besi, dan Oweynagat, yang disebut "gerbang ke neraka" atau gua neraka.
Paganisme adalah praktik dominan di antara mayoritas orang Celtic Irlandia dan di Rathcroghan inilah festival Tahun Baru Celtic Samhain lahir.
Total ada empat perayaan dalam satu tahun menurut Celtic kuno, salah satunya Samhain yang dirayakan pada 31 Oktober.
Festival Samhain digunakan oleh bangsa Celtic untuk merayakan tahun baru mereka yang jatuh pada 1 November.
Selama Samhain, khususnya, Rathcroghan adalah "sarang aktivitas", yang berfokus pada kuilnya yang ditinggikan dan dikelilingi oleh kuburan elite Connachta.
Pada acara meriah itu, penduduk berdagang, berpesta, bertukar hadiah, bermain game, mengatur pernikahan, dan mengumumkan deklarasi perang atau damai.
Di saat yang sama pengunjung festival juga membuat persembahan ritual.
Hadiah-hadiah itu ditujukan kepada roh-roh dunia bawah Irlandia.
Dimensi bawah tanah yang suram itu, juga dikenal sebagai Tir na nOg (“Teer-na-nohg”), dan diyakini dihuni oleh setan, peri, dan leprechaun Celtic.
Selama Samhain, penduduk percaya beberapa setan-setan itu melarikan diri melalui gua Oweynagat.
Bangsa Celtic meyakini bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur.
Oleh karenanya, selama festival tersebut jiwa orang-orang yang meninggal tahun itu akan melakukan perjalanan ke dunia lain.
Sedangkan jiwa-jiwa orang yang telah meninggal akan kembali mengunjungi rumah mereka.
Ketika itu, sejumlah besar binatang buas dunia lain yang menakutkan dipercaya muncul untuk merusak wilayah di sekitarnya dan membuatnya siap untuk musim dingin.
Bangsa Celtic pun melindungi diri mereka dari bahaya fisik dengan menyalakan api ritual di puncak bukit.
Dalam festival itu penduduk bersyukur atas usaha pertanian kepada roh-roh ini, tetapi juga waspada akan menjadi korban dari kemarahan mereka.
Selain menyalakan api besar, untuk menghindari diseret jauh ke Tir na nOg oleh iblis, bangsa Celtic kuno juga akan menyamar sebagai sesama hantu.
Dua milenium kemudian, anak-anak muda di seluruh dunia mengikuti tradisi itu pada Halloween.
Tetapi kini, para pelancong yang mencari Rathcroghan mungkin akan kesulitan menemukan gua nerakanya.
Gua Oweynagat sulit ditelusuri, meskipun merupakan tempat kelahiran Medb, yang diduga adalah ratu paling terkenal dalam sejarah Irlandia, 2.000 tahun yang lalu.
Hingga saat ini, masih belum banyak anak-anak yang merayakan Halloween tahu bahwa mereka meniru tradisi prasejarah, yang terkait dengan gua neraka, binatang supernatural, dan kerajaan Celtic yang terkubur.
Baca Juga: Tragedi Halloween di Itaewon: Apa Itu Henti Jantung dan Bedanya dengan Serangan Jantung?
(*)