Find Us On Social Media :

Gas Air Mata Diduga Jadi Penyebab Korban Berjatuhan di Stadion Kanjuruhan, Ternyata Ini Efek Gas Air Mata, Termasuk Kebingungan dan Disorientasi

By Khaerunisa, Minggu, 2 Oktober 2022 | 18:40 WIB

Penggunaan gas air mata dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Intisari-Online.com - Indonesia tengah berduka dengan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan terjadi usai laga yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Dilaporkan ratusan nyawa menjadi korban dari tragedi itu. Selain itu banyak pula yang mengalami luka-luka hingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Korban jiwa terpantau masih terus bertambah, dengan data terbaru berdasarkan keterangan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, pada Minggu (2/10/2022) siang, tercatat 174 korban jiwa.

“Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia,” ucap Emil Dardak dalam program Breaking News di Kompas TV.

Kekalahan skuad Singo Edan di Kanjuruhan diduga menjadi pemantik emosi suporter Arema

Sementara itu, banyaknya korban berjatuhan dalam peristiwa itu diduga akibat tembakan gas air mata.

Melansir Kompas.com, seorang saksi mata, Dwi, menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa kelam di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Dwi mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai gas air mata ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.

"Saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," katanya, Sabtu (1/10/2022).

Sementara itu, diketahui dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security Regulations), penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan.

Hal itu tertulis di pasal 19 b soal pengamanan di pinggir lapangan. "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," tulis aturan FIFA.