Dijuluki ‘Pangeran Kesunyian’, Inilah Kisah William John Cavendish-Scott-Bentinck, Bangsawan Inggris Eksentrik, Hanya Keluar Malam Hari dan Mengecat Kamarnya dengan Warna Pink, Karena Ditolak Wanita?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.comBangsawan Inggris terkenal dengan anggotanya yang eksentrik, salah satunya adalah pertapa penasaran bernama William John Cavendish-Scott-Bentinck, Duke of Portland ke-5 dan Marquess of Titchfield.

Karena banyak kerabat laki-laki dari keluarganya bernama William, maka dia sering dipanggil dengan nama John, dan dikenal dengan julukan ‘Pangeran Kesunyian’.

William John Cavendish-Scott-Bentinck lahir pada 17 Septembe r1800, di London, Inggris.

Ibunya bernama Henrietta Scott, dan ayahnya William Bentinck, Duke of Portland ke-4, yang menjalani kehidupan politik yang sangat membosankan.

John, merupakan salah satu dari sembilan anak, dia dibaptis di Gereja St. George di Hanover Square pada tanggal 30 September, masa kecilnya dia dididik di rumah.

Ketika berusia delapan belas tahun, dia bertugas di ketentaraan sebagai panji di Pengawal Kaki, dan akhirnya dipindahkan menjadi kapten dengan Pengawal Dragoon Cahaya ke-7 tiga tahun kemudian, pada tahun 1821.

Sayangnya, kehidupan militer tidak cocok untuknya, karena dia merasa menderita ‘kelesuan’ akibat ‘kesehatannya yang buruk’.

Pada tahun 1824, kakak laki-lakinya, William, meninggal, membuat John mewarisi posisinya sebagai Marquess of Titchfield, dan mengambil peran dari kursi keluarga tradisional.

Dia ‘duduk’ di kursi itu selama dua tahun, jarang berbicara dan tidak pernah aktif secara politik.

Ketika usianya menginjak dua puluh enam, dia menyerahkan posisinya kepada pamannya, dengan alasan kesehatannya memburuk.

Selama masa mudanya, dia digambarkan sebagai pemburu berbakat dan salah satu juri kuda terbaik di seluruh Inggris.

Dia juga menyukai opera yang bagus, dan jatuh cinta pada penyanyi opera terkenal Adelaide Kemble, yang kemudian dilamarnya, tetapi wanita itu menolaknya.

Dan peristiwa itulah yang menjadi pemicu keeksentrikannya di kemudian hari.

Setelah Adelaide menolak lamarannya, John, yang seorang introvert dan sensitif, menjadi pertapa.

Dia menjadi sangat pemalu, dan tinggal di lima kamar di tanah miliknya.

Hanya satu orang, pelayan pribadinya yang diizinkan masuk dan melihatnya, bahkan dia menolak dokternya.

Selama sisa hidupnya, John menyimpan dua kotak surat di luar kamarnya di rumahnya di Biara Welbeck, satu untuk surat masuk, dan satunya lagi untuk surat keluar.

Jika pelayan lain kebetulan melihatnya, dia akan mengatakan kepada mereka untuk tidak pernah mengakui melihatnya.

Stafnya menerima semua pesan mereka melalu surat, dan dia hanya mempertahankan hubungannya dengan keluarga dan teman dekat melalui tulisan surat.

Dia hampir tidak pernah meninggalkan kamarnya kecuali untuk jalan-jalan di malam hari dalam kegelapan yang gelap gulita.

Untuk mengetahui ke mana dia pergi, seorang pelayan wanita diperintahkan untuk berjalan tepat 36,5 meter di depannya dengan lentera untuk menerangi jalannya.

Ketika dia didesak untuk keluar pada siang hari, dia akan melakukannya jika mengenakan dua mantel besar dan topi tinggi.

Dia mempersenjatai dirinya dengan payung untuk menyembunyikan dirinya dari belakang kalau-kalau ada yang berbicara dengannya.

Lalu, jika dia diminta untuk mengunjungi rumah keduanya di London untuk urusan bisnis, maka dia akan naik kereta, dan naik ke rumahnya di London.

Sesampainya di sana, semua pelayan akan bersembunyi saat dia buru-buru melesat ke kantornya melalui lorong utama.

John memiliki obsesi untuk merenovasi Biara Welbeck, maka dia investasikan sejumlah besar uang dalam perkebunan dan mempekerjakan ribuan orang.

Lalu, membuat sketsa rencana untuk dapur besar yang terbentang di dua puluh dua hektar, rumah berkuda besar dan istal yang menampung seratus kuda, serta arena roller skating pribadi untuk stafnya.

Bukan hanya itu yang dilakukannya, dia menanggalkan perabotan Biara Welbeck dan mengecat sebagian besar ruangan dengan warna pink.

Ketika dia bosan, maka dia menyusun rencana untuk proyek renovasi terbesar rumah mana pun selama masa yang pernah dilihatnya, melansir History Things.

Pangeran Kesunyian ini menciptakan jaringan terowongan rahasianya sendiri di bawah biara.

Orang dapat berlari sejauh 24,14 km, dalam sebuah labirin yang luas yang menghubungkan berbagai bangunan di perkebunan dan berlari sampai ke stasiun kereta api di dekatnya.

Di bawah rumahnya, dia membangun galeri foto, ballroom, perpustakaan, observatorium dengan langit-langit kaca, dan ruang biliar.

Beberapa terowongan dibuat dengan langit-langit kaca membiarkan cahaya matahari masuk, dan jika terlalu suram, maka dia memerintahkan agar semua kamar di bawah perkebunan dicat warna pink dan memasang lampu gas yang hidup di seluruh kompleks perkebunan itu.

Perkebunan itu bertambah selama dua puluh lima tahun, bahkan dia mencoba membuat terowongan di bawah danau di perkebunan, meskipun proyek itu akhirnya diabaikannya.

Tidak ada yang tahu persis apa yang mendorong John membuat jaringan besar miliknya sendiri itu.

Mungkin dia benar-benar terobsesi dengan pengasingan, dengan menciptakan seluruh dunia di mana dia tidak akan pernah melihat jiwa lain yang hidup, namun ini tidak pernah dikonfirmasi padanya dengan pasti.

Berlangsung selama bertahun-taun, hingga rumah itu menjadi rusak, dan pada tahun 1879, satu-satunya kamar yang dapat dihuni adalah kamar milik John, dengan lantai kosong, perabotannya disingkirkan, dan setiap kamarnya dicat warna pink.

Beberapa orang mungkin berpikir dia gila, tetapi catatan dan fotonya mengungkapkan dia terlihat cukup normal.

Semakin tua, dia semakin tertutup, dan pada saat kematiannya, dia memiliki kebiasaan bersikeras bahwa ayam panggang setiap hari dan pelayan membawakan makanannya di truk panas yang berjalan di terowongan rumahnya.

John meninggal pada 6 Desember 1879, pada usia 79 tahun.

Dia menghabiskan hari-hari terakhir hidupnya di London, di Harcourt House, karena Welbeck Abbey tidak lagi layak huni.

Dia dimakamkan di kuburan sederhana di Kensal Green Cemetery di London Utara, tanpa ahli waris untuk mewarisi hartanya.

Perkebunan itu jatuh ke tangan sepupunya, William yang lain.

Akhirnya, sebagian dari tanah miliknya akan diubah menjadi museum untuk memperingati kehidupannya yang aneh dan tertutup.

Rumahnya hingga kini masih berdiri sebagai monumen bagi salah satu introvert paling terkenal dan eksentrik dalam sejarah.

Baca Juga: Kisah Tragis Emma Hamilton, Putri Seorang Pandai Besi yang Buta Huruf Namun Jadi ‘Piala Bergilir’ Para Bangsawan Inggris Kaya Raya

Baca Juga: Jenazah Putri Diana Dimasukkan ke Dalam Peti Mati Seberat 250 Kilogram, Begini Rupanya Prosesi Pemakaman Bangsawan Inggris Ini

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait