Penulis
Intisari-online.com - Persaingan sengit antara China dan Amerika membuat dunia berpihak pada dua kubu, antara China atau Amerika.
Beberapa menilai China sebagai kekuatan dunia baru yang bisa mematahkan Amerika sebagai negara Adidaya.
Sementara Amerika dipandang sebagai negaraterkuat di dunia, yang telah mendominasi dunia sebagai kekuatan utama global.
Sementara itu, hal ini membuat beberapa negara di kawasan Indonesia terbagi menjadi kedua kubu.
Ada yang lebih dekat ke Amerika dan ada yang lebih berpihak ke China, sama halnya dengan negara berikut ini.
Negara tetangga Indonesia, Selandia Baru ternyata mengumumkan diri akan ikut Amerika untuk melawan dominasi China.
Selandia Baru dapat bergabung dengan aliansi AUKUS, yang saat ini mencakup Australia, Inggris dan AS.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dalam sebuah wawancara dengan media Selandia Baru.
Sherman bertemu Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada 9 Agustus.
Selama pertemuan tersebut, Sherman menggambarkan hubungan antara AS dan Selandia Baru sebagai "nilai yang sangat besar".
"Kami mengatakan masih ada ruang bagi negara lain untuk bergabung dan jika saatnya tiba, Selandia Baru adalah negara yang ingin kami diskusikan," kata Sherman kepada media Selandia Baru.
Sherman menekankan bahwa Selandia Baru sepenuhnya proaktif dalam mengoordinasikan anggaran pertahanan dan meningkatkan kapasitas di bidang-bidang yang membutuhkannya.
Pada tahun 2018, Selandia Baru meningkatkan kemampuannya di kawasan Pasifik dengan kontrak untuk membeli pesawat pengintai anti-kapal selam P-8 Poseidon AS.
Menurut Wakil Menteri Luar Negeri AS, Selandia Baru merupakan mitra penting AS di perairan Pasifik.
Pada September 2021, Australia, Inggris, dan AS mengumumkan pembentukan aliansi AUKUS.
Pada saat itu, AUKUS dipandang sebagai salah satu strategi Presiden AS Joe Biden untuk menahan kebangkitan China di kawasan Indo-Pasifik, menurut pengamat.
Berdasarkan perjanjian tersebut, AS, Inggris, dan Australia akan berbagi banyak teknologi.
Selama pertemuan online antara tiga pemimpin aliansi AUKUS pada tanggal 15 September 2011, AS dan Inggris mengumumkan bahwa mereka akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir, sebuah langkah yang menarik keberatan China.
Pada saat itu, China mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa AUKUS "sangat merusak perdamaian dan stabilitas kawasan, mempercepat perlombaan senjata, dan merugikan upaya non-proliferasi nuklir." ".