Find Us On Social Media :

Tak Perlu Langsung ke Dokter, Kondisi Kesehatan Bayi Bisa Diketahui Lewat Kotorannya

By Ade Sulaeman, Senin, 7 Mei 2018 | 13:02 WIB

Karena itu bila setelah dua hari dikeluarkan bayi belum juga buang kotoran, dokter di rumah sakit bersalin akan melakukan pemeriksaan.

Baca juga: Untuk Para Perempuan Pekerja Kantoran, Begini Menghilangkan Nyeri karena Memakai Sepatu Hak Tinggi

Kotoran peralihan

Bila bayi Anda sudah minum ASI atau susu formula, kotoran yang akan dikeluarkan disebut kotoran peralihan.

Kotoran ini susunannya lain dari kotoran sebelumnya, karena makanan yang didapat bayi pada masa ini berbeda dari makanan yang diterimanya semasa masih di dalam kandungan.

Bila sebelumnya makanan diserap melalui plasenta dan langsung ke sistem peredaran darah janin, maka setelah lahir makanan disalurkan masuk ke dalam pencernaan.

Kotoran peralihan ini biasanya berwarna hijau agak kecokelatan. Bentuknya encer dan frekuensi keluarnya lebih sering. Kadang kala warna kotorannya hijau terang dan untuk mengeluarkannya bayi sedikit mengejan.

Kotoran bayi yang minum ASI berbeda dengan kotoran bayi yang mendapak susu bubuk. Bayi ASI kotorannya berwarna kuning agak jingga. Baunya khas karena seperti susu asamaton bentuknya mirip mustard.

Kadang-kadang di dalam kotorannya terdapat kepingan-kepingan, seperti biji cabai berwarna hijau. Hal ini merupakan sisa-sisa dari lendir atau kotoran mekonium.

Sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula akan mengeluarkan kotoran lebih keras dengan warna lebih gelap. Baunya sudah seperti kotoran orang dewasa.

Bahkan kalau bayi sudah mendapatkan susu formula sejak lahir, ia akan lebih jarang buang kotoran dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI saja. Tetapi 2 – 3 minggu kemudian bayi akan buang air besar 1 – 3 kali sehari.

Kerasnya kotoran bayi susu formula ini lantaran ampas susu formula jauh lebih kasar dibandingkan dengan ampas ASI, sehingga kemungkinan memadat di usus besar lebih banyak.