Sejarah Singkat Kereta Api Indonesia, Dimulai pada Era Tanam Paksa

Khaerunisa

Penulis

Atjeh Tram, Koeta-Radja Station. Ilustrasi sejarah singkat kereta api Indonesia.

Intisari-Online.com - Seperti ini sejarah singkat kereta api Indonesia.

Tahukah Anda sejarah kereta api Indonesia dimulai pada era tanam paksa?

Sejarah kereta api Indonesia dimulai pada tahun 1864 dengan pembangunan jalur kereta api pertama di Pulau Jawa.

Itu adalah pembangunan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden di Desa Kemijen.

Pembangunan jalur kereta api tersebut menandai dimulainya pembuatan jalur kereta api pertama relasi Solo-Yogyakarta.

Perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) merupakan perusahaan yang melaksanakan pembangunan tersebut.

Kemudian pada 8 April 1875, Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui perusahaan bernama Staatssporwegen (SS), dengan rute pertama yang dikerjakan perusahaan ini adalah rute Surabaya-Pasuruan-Malang.

Keberhasilan NISM dan SS pun mendorong investor swasta membangun jalur kereta api lain.

Baca Juga: Sejarah Kereta Api di Dunia, Kehadirannya Bikin Orang Inggris Hemat Waktu Perjalanan Berbulan-bulan

Baca Juga: Sejarah Kereta Api Indonesia yang Terlupakan, Ada Tragedi Kecelakaan yang Mengerikan

Pembangunan Jalur Kereta Api hingga Akhir Tahun 1928 Mencapai 7.464 KM

Bukan hanya di Jawa, pembangunan jalur kereta api juga dilakukan di pulau-pulau lainnya di Indonesia.

Misalnya di Sumatera yang meliputi Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914). Kemudian juga di Sulawesi (1922).

Sedangkan di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel dan belum sampai tahap pembangunan.

Terhitung hingga akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km.

Perinciannya yaitu rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Jepang Mengambil Alih Perkeretaapian Indonesia pada 1942

Pada 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Akibat kondisi tersebut, Perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dengan perubahan nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Baca Juga: Segera Dilakukan Bharada E, Keberanian Bongkar Borok Petinggi Polri Pernah Bikin Jenderal Kontroversial Ini Dikeroyok Banyak Kasus, Hukuman Pelakunya Bikin Sakit Hati

Pada masa ini juga terjadi pembangunan jalur perkeretaapian. Salah satunya adalah pembangunan lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru.

Tujuan pembangunan itu adalah untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang Jepang.

Di sisi lain, Jepang melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api di sana.

Setelah Indonesia Merdeka

Memasuki era kemerdekaan, dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.

Puncaknya yaitu pengambilalihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung pada 28 September 1945. Tanggal tersebut kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Momen tersebut sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Perubahan Nama Perusahaan Kereta Api Indonesia

Nama perusaaan kereta api Indonesia sempat mengalami beberapa perubahan pasca berdirinya DKARI.

Baca Juga: Inilah Benteng Babilonia yang di Dalamnya Terdapat Museum Koptik, Serupa Benteng Romawi di Eropa dan Afrika Utara, Dibangun oleh Nebukadnezar untuk Mengasingkan Orang Yahudi dari Kehancuran

Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS).

Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS) adalah gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Sekanjutnya, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia berdasarkan perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakanlah pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.

Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS atau VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada tahun 1950. Kemudian pada 25 Mei, DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).

Pada tahun 1971, pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Pada tahun 1991, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).

Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada 1998.

Untuk yang terbaru, pada tahun 2011 lalu, nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Itulah sejarah kereta api Indonesia, moda transportasi yang kini banyak memudahkan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Gelapnya Dunia Percintaan Era Kolonial hingga Melahirkan Para Gundik 'Beken' di Batavia, Termasuk Nyai Dasima yang Tersohor

(*)

Ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah kerata api Indonesia? Silakan beli koleksi Intisari terbaru diGrid StoreatauGramedia.

Artikel Terkait