Penulis
Intisari-Online.com - Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Amerika Serikat (AS)sedang berkunjung ke Taiwan.
Hal ini menyebabkan China memberikan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) dan Taiwan.
Padahal ketika dia mendarat Taiwan, Nancy Pelosi sudah berkata, "Kunjungan kami menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat(AS) mendukung Taiwan."
"Demokrasi yang kuat dan bersemangat dan mitra penting kami di Indo-Pasifik."
Apa yang dilakukan AS itu langsung dibalas China dengan marah. Di mana merekamemperingatkan AS akan menghadapi "konsekuensi serius".
Chinajuga mengirim jet tempur melintasi Selat Taiwan untuk menunjukkan kekuatan militer dan menunjukkan kemarahan mereka atas kunjungan tersebut.
Berbicara kepada podcast The Globalistpada hari Rabu kemarin, dua ahli berbicara tentang kunjungan tersebut dan bagaimana hubungan China dan Taiwan memburuk.
Tomohiko Taniguchi, mantan penasihat mantan pemimpin Jepang Shinzo Abe yang terbunuh, mengatakan: "Saya pikir ini adalah indikasi bahwa AS bahkan lebih khawatir bahwa China pada akhirnya akan mencaplok Taiwan dalam beberapa tahun."
"Bandingkan dengan Ukraina, Taiwan bukan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), itu adalah 'negara non-negara' sehingga bisa dikatakan Taiwan sendirian."
"AS harus memberikan jaminan kepada Taiwan."
Bridget Welsh dari Universitas Nottingham juga ditanya apakah kunjungan Pelosi berisiko menimbulkan konflik antara AS dan China.
"Kami tidak bisa terlalu dini dan berspekulasi, tetapi fakta bahwa kami melihat aktivitas militer yang cukup besar, peningkatan perang kata-kata, ini adalah tanda yang sangat mengkhawatirkan,"ungkapBridget Welsh.
“Keadaan terburuk adalah konfrontasi militer, tetapi saya berharap kepala dingin akan menang."
"Ini sangat mengkhawatirkan dalam konteks keamanan di kawasan itu."
"Ini benar-benar menunjukkan agresi China yang lebih besar dalam hal menegaskan dirinya di Asia secara lebih luas."
Saat Pelosi singgah di Taiwan, mengapa hal ini membuat China sangat marah?
Pada tahun 1979, Washington setuju untuk mengakui kebijakan 'Satu China', yang berarti hanya ada satu pemerintah China.
Ini memastikan AS hanya memiliki hubungan formal dengan China, bukan Taiwan.
Meskipun demikian, para pemimpin AS selalu bersumpah untuk membela Taiwan jika negara itu membutuhkan bantuan.
China melihat Taiwan sebagai salah satu provinsinya.
Ketika Taiwanbelum mendeklarasikan kemerdekaannya, mereka selalu berusaha untuk memerintah dirinya sendiri tanpa campur tangan dari Beijing.
Karena gemeretak pedang China, banyak orang di Taiwan dan AS khawatir pulau itu bisa diserang oleh militer China.
Pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk mendukung Taiwan jika negara itu diserang. Dia mengatakan itu adalah komitmen yang kami buat.
Inggris juga telah menyuarakan dukungan untuk Taiwan.
Pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri dan kandidat terdepan untuk menjadi Perdana Menteri berikutnya, Liz Truss, mengatakan invasi akan menjadi salah perhitungan yang membawa bencana.
“Saya berpikir bahwa dengan China memperluas pengaruhnya melalui paksaan ekonomi dan membangun militer yang cakap, ada risiko nyata bahwa mereka menarik ide yang salah yang mengakibatkan salah perhitungan bencana seperti menyerang Taiwan," terang Liz.
Taiwan sedang mempersiapkan skenario terburuk, seperti yang ditunjukkan oleh laporan media lokal minggu ini.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan dikatakan telah memberi pengarahan kepada pertahanan udaranya bahwa mereka perlu "bersiap untuk perang", CNN melaporkan.
KataDirektur CIA Bill Burns,China mengamati perang di Eropa (invasi Rusia ke Ukraina) dengan cermat.
Itu bisa jadi alasan bahwa Presiden China Xi Jinpingdapat mempercepat rencana invasinya.