Datang ke Indonesia, Menteri Luar Negeri China Bongkar Situasi Asia Tenggara yang Kini Jadi Gesekan Negara Besar, 'Hati-Hati Dijadikan Bidak Catur Negara Besar Ini'

Afif Khoirul M

Penulis

China Beri Peringatan Kepada Negara Asia Tenggara Agar Jangan Dukung Amerika Jika Tak Mau Terima Akibatnya

Intisari-online.com -Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperingatkan pada Senin (11/7) dalam pidato kebijakan di ibu kota Indonesia.

Negara-negara harus menghindari digunakan sebagai "bidak catur" oleh kekuatan besar di kawasan yang katanya berisiko dibentuk kembali oleh faktor geopolitik.

Berbicara melalui sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta.

Wang, yang berbicara melalui penerjemah, mengatakan banyak negara di kawasan itu berada di bawah tekanan untuk berpihak.

"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik, yang digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan," katanya.

Mengutip Chanel News Asia, Asia Tenggara telah lama menjadi area gesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategisnya.

Dengan negara-negara di kawasan itu sekarang waspada terjebak di tengah persaingan AS-China.

Meningkatnya ketegangan, China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan sebagai wilayahnya berdasarkan apa yang dikatakannya sebagai peta sejarah.

Baca Juga: Bajak Laut Filipina dan Tiongkok Sekongkol Berulah hingga Menyulut Armada Majapahit untuk 'Menebar Teror' di Laut China Selatan hingga Binasakan 'Pengkhianat'

Ini membuatnya bertentangan dengan beberapa negara ASEAN yang mengatakan klaim tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional.

Pidato Wang datang hanya beberapa hari setelah ia menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali dan di tengah diplomasi China yang telah membuatnya melakukan serangkaian pemberhentian di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Di sela-sela G20, Wang mengadakan pertemuan lima jam dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan keduanya menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai "terus terang".

Wang mengatakan pada hari Senin (11/7) bahwa dia telah memberi tahu Blinken kedua belah pihak harus membahas penetapan aturan untuk interaksi positif dan untuk bersama-sama menegakkan regionalisme di Asia-Pasifik.

"Elemen intinya adalah untuk mendukung sentralitas ASEAN, menjunjung tinggi kerangka kerja korporasi regional yang ada, menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain," kata Wang.

Menanggapi pertanyaan tentang Taiwan setelah pidatonya, Wang mengatakan Washington " mendistorsi dan melubangi kebijakan Satu China, sedang mencoba memainkan kartu Taiwan untuk mengganggu dan menahan perkembangan China".

Ketegangan antara Beijing dan Taipei telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena militer China melakukan misi udara berulang-ulang di atas Selat Taiwan, jalur air yang memisahkan pulau itu dari China.

China menganggap Taiwan sebagai wilayah "suci" yang dilarang menggunakan kekuatan militernya sampai bersatu dengan China.

Washington mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada kebijakan Satu China dan tidak mendorong kemerdekaan bagi Taiwan.

Tetapi Amerika Serikat diharuskan memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan AS.

"Kedua belah pihak di seberang Selat (Taiwan) akan menikmati pembangunan yang damai. Tetapi ketika prinsip satu-China secara sewenang-wenang ditentang atau bahkan disabotase, akan ada awan gelap atau bahkan badai ganas melintasi selat itu," kata Wang.

Artikel Terkait