Find Us On Social Media :

Berusia 16.000 Tahun, Alat-alat Ini Ditemukan Para Arkeolog di Texas, Tunjukkan Bahwa Orang-orang Pertama Hidup Cerdas, Inventif, dan Kreatif, Temukan Cara Adaptasi dengan Dunia yang Berubah Cepat

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 9 Juli 2022 | 17:00 WIB

Situs Gault di Texas, tempat penemuan alat-alat prasejarah.

Intisari-Online.com – Para arkeolog menemukan apa yang mungkin merupakan beberapa alat tertua yang ditemukan di Amerika Barat.

Alat-alat tersebut kemungkinan berusia lebih dari 16.700 tahun, jauh lebih tua dari artefak yang sebelumnya mereka anggap sebagai alat batu tertua di daerah tersebut.

Situs itu merupakan rumah bagi 90 alat, beberapa gigi manusia, dan lebih dari 160.000 serpihan batu, puing-puing dari pembuatan alat, sebuah proses yang disebut knapping.

Para arkeolog percaya bahwa budaya Paleo-India prasejarah, bernama Clovis (setelah situs alat-alat batu awalnya ditemukan di Clovis, New Mexico), menjadi budaya yang berbeda tertua di benua Amerika Utara.

Dari Clovis sebagian besar budaya penduduk asli Amerika diyakini memiliki akarnya.

Budaya Clovis mengembangkan gaya titik alat yang sangat keras, yang dikenal oleh para arkeolog sebagai ‘Titik Clovis’.

Pada Titik Clovis ditemukan alat-alat di seluruh Amerika Utara, dari California ke Iowa, tetapi para peneliti dan sejarawan tidak menyetujui apakah itu menunjukkan ada satu budaya asli yang tersebar luas untuk sementara waktu, atau jika beberapa kelompok orang yang berbeda mengadopsi teknologi superior.

Situs Clovis tertua yang diketahui diyakini adalah El Fin del Mundo, di Sonora Mexico, yang ditemukan pada tahun 2007, dan diyakini berusia hampir 14.000 tahun.

Ketika para arkeolog mengerjakan sebuah situs yang dikenal dengan situs Gault di Texas, mereka menemukan alat yang lebih tua.

Melansir History Things, mereka menemukan kepala tombak berbentuk oval meruncing yang mereka yakini sebagai indikasi jelas bahwa budaya Clovis berkembang di lokasi tersebut.

Penemuan pertama itu terjadi pada tahun 1990-an.

Pada tahun 2002, Dr. D. Clark Wernecke dan rekan-rekannya memulai penggalian baru di lokasi tersebut.