Find Us On Social Media :

'Kumpul Kebo' dengan Gundik Justru 'Membunuh' Para Serdadu Militer Hindia Belanda, Penyakit Kelamin Menjangkiti hingga Capai Jumlah yang Tak Main-main

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 4 Juli 2022 | 18:01 WIB

(Ilustrasi) Serdadu militer Hindia Belanda dan gundik pribumi.

Intisari-Online.com - Seperti bangsa Eropa lainnya, faktor kedatangan Belanda ke Indonesia pada akhir abad ke-16 adalah untuk mencari rempah-rempah.

Kekayaan rempah-rempah yang dimiliki Indonesia kemudian memicu persaingan antara Belanda dengan bangsa Eropa lain yang lebih dulu sampai di kepulauan nusantara.

Bahkan, ambisi mereka untuk menguasai rempah-rempah juga menimbulkan persaingan antarkelompok atau kongsi dagang dalam satu bangsa.

Namun yang terjadi pada anggota militer di Hindia Belanda sepanjang abad ke-19 hingga abad ke-20 justru hal yang 'mengerikan.'

Mereka mulai terjangkiti penyakit kelamin seperti Herpes, Syphilis, Morbiveneris dan lain-lain.

Dalam kebijakannya, pemerintah Hindia Belanda hanya memberikan izin kontrak perkawinan kepada anggota setaraf Sersan Mayor, semua anggota militer yang dipertimbangkan untuk masuk dalam prajurit tetap, dan NCOs dan tentara tingkat bawah yang mendapat izin jenderal.

Dari munculnya kebijakan tersebut, bagi golongan militer yang tidak diberikan izin menikah legal akan menempuh jalan untuk mendapat pernikahan secara tidak legal.

Tidak adanya pengawasan langsung dari pemerintah, dengan mudah membawa para gundik atau Nyai masuk ke barak militer mereka.

Lahirnya para gundik pribumi di Hindia Belanda juga berkaitan erat dengan fenomena kemelaratan rakyat kelas bawah.

Mereka ada karena gejolak sosial yang terhimpit urusan ekonomi.

Melansir Nationalgeographic.grid.id, kenyataan mengenai kemiskinan inilah yang pada akhirnya melahirkan banyak wanita tunasusila di Hindia Belanda atau menjadi seorang Nyai bagi para lelaki Eropa yang bisa memberikan kehidupan yang layak dan berkecukupan secara ekonomi.

Pada akhirnya, perilaku seks bebas ini diketahui para pejabat tinggi militer hingga ke kalangan atas pemerintah Hindia Belanda.