Find Us On Social Media :

Inilah Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara yang Tersebar di Tanah Sunda

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 28 Juni 2022 | 15:20 WIB

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, begini sejarah berdiri dan runtuhnya Kerajaan Tarumanegara.

Intisari-Online.com – Merupakan kerajaan dengan corak Hindu tertua di Nusantara, Kerajaan Tarumanegara adalah kerajana kedua setelah Kutai.

Inilah peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegara yang tersebar di Tanah Sunda.

Kerajaan Tarumanegara mengambil letak di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat, dengan pendirinya adalah Maharesi Jayasingawarman dari India.

Berdiri pada abad ke-4, tepatnya pada tahun 359 M, kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman (395-434 M).

Pada masa periode kekuasaan Purnawarman ini rakyat di Kerajaan Tarumanegara tersebut hidup tenteram dan negara ini berhasil menguasai 48 kerajaan daerah.

Bisa dikatakan, bahwa wilayah kekuasaan Tarumanegara hmeliputi hampir seluruh Jawa Barat.

Tarumanegara juga termasuk salah satu kerajaan yang menyisakan banyak peninggalan, mulai dari prasasti, arca, hingga candi.

Dari peninggalannya itulah, kita mendapatkan informasi mengenai kerajaan Tarumanegara

Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara tersebut dituliskan dengan menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta.

Rachadian (2010), terdapat tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Dari ketujuh prasasti tersebut, lima di antaranya ditemukan di Bogor, satu di Jakarta, dan satu lagi di Lebak, Banten.

Inilah tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara:

1. Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea

Prasasti ini ditemukan di Sungai Ciaruteun, di situ ditemukan lukisan laba-laba serta telapak kaki Raja Purnawarman, yang diibaratkan kaki Dewa Wisnu.

Seperti ini isi Prasasti Ciaruteun:

“Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termasyur Purnawarman penguasa Tarumanegara.”

2. Prasasti Jambu atau Prasasti Koleangkak

Prasasti ini ditemukan di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang.

Pada prasasti ini juga ditemukan sepasang telapak kaki dan diberi keterangan dengan bentuk puisi dua baris, seperti berikut ini:

“Yang termasyur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.”

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini dibuat sekitar 400 M, ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig di Ciampea, Bogor.

Juga, terdapat gambar bekas tapak kaki gajah sang raja, pada prasasti ini, dengan tulisan:

“Kedua jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airwata kepunyaan penguasa Tarumanegara yang jaya dan berkuasa.”

4. Prasasti Tugu

Prasasti ini ditemukan di daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dipahatkan pada sebuah batu bulan panjang dan isinya paling panjang di antara peninggalan yang lain.

Pada prasasti Tugu dinyatakan letak ibu kota Kerajaan Tarumanegara dan menerangkan penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian saluran (sungai) bernama Gomati yang panjangnya 11-12 km oleh Purnawarman.

Penggalian sungai tersebut dimaksudkan untuk menghindari bencana alami banjir dan kekeringan yang terjadi di musim kemarau.

5. Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak

Ditemukan di Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, Pandeglang, Banten, isi Prasasti ini berupa pujian terhadap Purnawarman sebagai panji seluruh raja, keberanian, keagunan, dan keperwiraan sesungguhnya dari seluruh raja dunia.

6. Prasasti Muara Cianten

Pertama kali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada 1864 di tepi Sungai Cisadane, prasasti ini bertuliskan:

“Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.”

7. Prasasti Pasir Awi

Dipahat pada batu alam, prasasti ini juga ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada 1864, dengan lokasi di kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Kabupaten Bogor.

Pada prasasti tersebut berpahatkan gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan (bukan aksara) dan gambar sepasang telapak kaki.

Tidak hanya prasasti, beberapa arca juga menjadi peninggalan Kerajaan Tarumanegara, seperti berikut ini.

1. Arca Rajasari

Termasuk arca tua, Arca Rajasari ini tidak diketahui secara pasti lokasi penemuannya yang asli, namun diperkirakan ditemukan di daerah Jakarta.

Arca Rajasari ini menggambarkan Raja Purnawarman yang memiliki sifat seperti Dewa Wisnu.

2. Arca Wisnu Cibuaya I

Berasal dari abad ke-7 arca ini dianggap melengkapi prasasti-prasasti peninggalan Purnawarman, yang membuktikan adanya aliran seni di Jawa Barat.

Arca Wisnu Cibuaya I memiliki persamaan dengan arca yang ditemukan di Semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja.

Arca ini juga memiliki persamaan dengan langgam seni Pallawa dari India Selatan.

3. Arca Wisnu Cibuaya II

Diyakini berusia sangat tua, Arca Wisnu Cibuaya II ini memiliki persamaan dengan yang ditemukan pada arca Seni Pala pada abad ke-7 dan 8.

Tidak hanya prasasti dan candi, peninggalan Kerajaan Tarumanegara diperkirakan juga terdapat pada Kompleks Percandian Batujaya di Karawang, Jawa Barat.

Kompleks percandian tersebut terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, dan Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang.

Di dalam kompleks tersebut, terdapat sekitara 62 situs candi, yang letaknya di tengah persawahan dan dekat dengan permukiman penduduk.

 Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Tarumanegara; Begini Sejarah Berdiri dan Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara, Kuasai Seluruh Jawa Barat Saat Capai Puncak Kejayaan

 Baca Juga: Inilah Bukti Sejarah 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di