Penulis
Intisari-online.com - Sejak akhir Februaru lalu, Rusia melakukan operasi militer di Ukraina.
Bahkan hingga kini serangan terus berlanjut, dan Rusia tidak mau menghentikan serangannya, meski berulang kali dikecam Barat.
Tak hanya itu, Barat terus menyokong Ukraina dengan kiriman senjata untuk membantu negara itu bertahan dari serangan Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov meramalkan bahwa krisis Ukraina akan menjadi konflik yang berkepanjangan dan bahwa Rusia tidak lagi mempercayai Barat.
"Ya, itu akan menjadi krisis yang berkepanjangan. Kami tidak akan pernah mempercayai Barat lagi," kata Peskov dalam sebuah wawancara dengan penyiar AS NBC.
Ketika ditanya apakah konflik Ukraina akan berlangsung lama.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan media Rusia, Peskov mengatakan bahwa konflik di Ukraina akan terus berlangsung.
Sampai militer Rusia menyelesaikan tugas yang ditetapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov menyatakan bahwa dialog antara Washington dan Moskow menemui jalan buntu.
Menurut diplomat Rusia, hubungan bilateral antara Rusia dan AS, yang telah jatuh ke dalam krisis yang mendalam, kini telah mencapai titik balik.
Antonov mengatakan bahwa dialog politik antara kedua negara telah mencapai titik terendah sepanjang masa dan kepercayaan antara kedua belah pihak telah memburuk.
Dia percaya bahwa saat ini, Rusia dan AS tidak lagi dapat bekerja sama bahkan dalam masalah yang menjadi perhatian bersama.
Duta Besar Antonov mengatakan bahwa pasokan senjata modern tanpa henti AS ke Ukraina adalah jalan menuju konfrontasi militer langsung antara dua negara adidaya nuklir dan berpotensi menyebabkan "konsekuensi yang tidak dapat diprediksi".
Pada (17/6), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dunia unipolar telah berakhir, meskipun pasukan berusaha mempertahankannya dengan segala cara.
Putin menuduh Barat sengaja merusak fondasi tatanan internasional untuk memuaskan "ilusi geopolitik".