Bisa Buat Eropa 'Hancur Lebur,' Rusia Tanggapi Gagasan Pengiriman Senjata Nuklir ke Ukraina sebagai Pemicu Konflik Nuklir

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Volodymyr Zelensky - Perang Rusia dan Ukraina

Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (9/6/2022) memberikan penghormatan kepada Tsar Peter the Great pada peringatan 350 tahun kelahirannya.

Putin juga menarik hubungan antara apa yang ia gambarkan sebagai upaya bersejarah keduanya mereka untuk memenangkan kembali tanah Rusia.

"Peter the Great mengobarkan Perang Utara Besar selama 21 tahun. Tampaknya dia berperang dengan Swedia, dia mengambil sesuatu dari mereka."

DilansirReuters, dalam komentar yang disiarkan televisi pada hari ke-106 perangnya di Ukraina, ia membandingkan perjuangan Peter dengan tugas yang dihadapi Rusia saat ini.

Putin telah berulang kali berusaha untuk membenarkan tindakan Rusia di Ukraina, di mana pasukannya telah menghancurkan kota-kota, membunuh ribuan dan membuat jutaan orang mengungsi.

Dia mengemukakan pandangan sejarah yang menegaskan bahwa Ukraina tidak memiliki identitas nasional atau tradisi kenegaraan yang sebenarnya.

Sementara itu padaMinggu (12/6/2022),Kepala Duma Negara Federasi Rusia Vyacheslav Volodinmengatakan gagasan memasok senjata nuklir ke Ukraina di tengah konflik sama dengan memprovokasi konflik nuklir di pusat Eropa dan benar-benar gila.

Diberitakan Russia Today (RT), Volodin berbicara demikian sebagai tanggapan atas pernyataan Radoslaw Sikorski, seorang anggota parlemen Polandia dan Mantan Menteri Luar Negeri Polandia, yang mengatakan bahwa Barat memiliki “hak” untuk memasok senjata nuklir.

“Dengan anggota parlemen seperti itu, Eropa akan memiliki masalah yang jauh lebih serius daripada yang mereka hadapi hari ini, pengungsi, rekor inflasi, krisis energi,” kata Volodin dalam sebuah posting di media sosial.

Dia menuding Sikorski telah memicu konflik nuklir di pusat Eropa.

"Dia (Sikorski) tidak memikirkan masa depan baik Ukraina maupun Polandia."

"Jika gagasannya terwujud, negara-negara ini akan hilang, bersama dengan seluruh Eropa," seru Volodin.

"Justru karena orang-orang seperti Sikorski, tidak hanya diperlukan untuk membebaskan Ukraina dari ideologi Nazi, tetapi juga untuk mendemiliterisasinya, memastikan status non-nuklir negara itu," ujar Volodin.

Pernyataan Sikorski ini disebut menguatkan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sesaat sebelum konflik pecah pada akhir Februari 2022.

Berbicara pada konferensi keamanan di Munich, Jerman, Zelensky dilaporkan telah menyarankan agar Ukraina melepaskan status non-nuklirnya, karena perjanjian 1994 "tidak berfungsi".

Baca Juga: Dua Kali 'Kelojotan' saat Rusia Masih Bobo Nyenyak, 'Kesaktian' Zelensky Nyebar Fitnah dan Ngerengek Bantuan Gagal Total di Hari yang Sama, Ngamuk Deh!

(*)

Artikel Terkait