Find Us On Social Media :

Temui Dewa Marduk Yahudi Kuno yang Disebut-sebut dalam Mantera, Doa, dan Puisi hingga Dikultuskan serta Jadi Simbol Perlawanan Babilonia ke Asyur

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 12 Juni 2022 | 18:22 WIB

(Ilustrasi) Dewa Marduk

Intisari-Online.com - Meskipun dikenal sebagai dewa kecil pada awal milenium ketiga, Marduk adalah dewa pelindung kota Babel.

Marduk menjadi dewa lokal yang penting pada saat munculnya Dinasti Babilonia Pertama.

Baru kemudian, ia menjadi dewa utama hanya selama periode Babilonia Tengah dan terutama selama pemerintahan Nebukadnezar I (1100 SM ; periode pasca-Kassite) dan tidak, seperti yang umumnya diasumsikan, pada masa pemerintahan Hammurapi (1848–1806 SM).

Hal ini dapat dipastikan dari budaya selama periode Babilonia Lama dan Tengah.

Pada masa ini nama Marduk populer dipakai sebagai nama orang-orang atau sebagai dewa dalam prosedur hukum dan lainnya.

Terlepas dari kemunculannya dalam Yeremia 50:2, nama Marduk tertulis dalam Alkitab dengan nama seperti Evil-Merodach dan Merodach-Baladan.

Kenaikan status Marduk menjadi dewa nasional cukup lambat tetapi sangat komprehensif.

Sangat mungkin bahwa, selain sebagai proses sejarah, pengangkatannya sangat dipengaruhi oleh hubungannya – tidak sepenuhnya terbukti – dengan Enki (Ea).

Enki yakni dewa kebijaksanaan yang baik hati.

Hubungan dengan Enki ini dipertahankan dalam teologi dan praktik pemujaan Marduk.

Misalnya, dalam identifikasinya dengan Asalluhi, putra Enki, aktif dalam penyembuhan atau mantra pengusir setan, dan dalam penamaan kuilnya di Babel Esagila.