Penulis
Intisari-Online.com -Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyebab kasus harian Covid-19 mulai meningkat di atas 500 dalam tiga hari terakhir.
Budi mengatakan, ada beberapa indikator yang harus dilihat dari kenaikan kasus Covid-19 yaitu kenaikan kasus biasanya terjadi 27-35 hari setelah Lebaran, angka positivity rate dan varian baru virus Corona.
Menurut Budi, berkaca dari tahun lalu, kenaikan kasus Covid-19 tahun ini wajar terjadi.
"Lebaran kita kan kemarin 2 Mei jadi kok enggak naik (kasus Covid-19)?"
"Belum naik, karena kejadiannya 27-35 hari, sekarang terjadi kenaikan, itu pertama normal, setiap hari raya besar pasti ada kenaikan," kata Budi saat ditemui di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/6/2022) sebagaimana diwartakan Kompas.com.
Budi mengatakan, saat ini, kenaikan kasus Covid-19 masih dalam taraf aman dibandingkan kenaikan kasus Covid-19 Lebaran 2021 dan libur tahun baru 2022.
Ia mengatakan, saat ini, angka positivity rate di tingkat nasional berada di angka 1,15 persen sehingga kondisi kasus masih terjaga.
"Saya sampaikan ke masyarakat tidak usah terlalu khawatir-khawatir amat karena kenaikannya dari 300 ke 500," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai dan mengikuti perkembangan kasus Covid-19 dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Yang penting waspada, jangan berlebihan paniknya, vaksinasi booster dipercepat prokes terutama pakai masker dalam ruangan pakai masker," ucap dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku khawatir dengan kasus harian Covid-19 yang sudah menembus 500 kasus per hari dalam beberapa waktu terakhir.
"Lihat angka tiga hari berturut-turut di atas 500, saya cukup khawatir," kata Luhut dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/6/2022).
Menurut data yang dirilis pemerintah, pada Kamis kasus Covid-19 mencapai 556, pada Rabu (8/6/2022) ada 520, Selasa (7/6/2022) sebanyak 518, dan Senin (6/6/2022) tercatat 342.
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali itu mengakui, pengendalian Covid-19 di Indonesia sulit diprediksi menyusul kenaikan kasus harian dalam beberapa waktu terakhit.
Luhut menyebutkan, sebelum kembali tembus ke angka 500 kasus per hari, jumlah kasus harian Covid-19 sempat mencapai angka 200-300 kasus.
Di samping itu, Luhut menyebutkan, angka positivity Covid-19 di Indonesia juga kembali mencapai angka 1 setelah sempat berkisar di angka 0,5-0,8.
Selain itu, ia juga menyebut ada varian baru yang muncul di Amerika Serikat dan menyebabkan lonjakan kasus di sana.
"Itu sebabnya kita tidak buru-buru masuk di endemi, dan itu saya sarankan pada Presiden minggu lalu, kita tunggu dulu dua bulan ini pak," kata Luhut.
Sementara itu, ahli kesehatan masyarakat Hermawan Saputra mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 hingga 500 orang dalam 3 hari sesuai dengan prediksi sebelum masa libur Idul Fitri pada awal Mei lalu.
"Memang ini juga sejalan dengan perkiraan, di mana masa-masa setelah libur lebaran, aktivitas mudik, itu baru kita bisa lihat dampaknya itu 3 minggu setelahnya paling cepat, sampai 1,5 bulan dan bahkan 2 bulan," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/6/2022).
"Nah sekarang di masa awal Juni dan di akhir Mei kemarin itu kasus sudah naik, tetapi memang tidak sedrastis periode lebaran sebelumnya dan Nataru (Natal dan Tahun Baru)," lanjut Hermawan.
Selain itu, kata Hermawan, penyakit selain Covid-19 juga bermunculan.
Yaitu cacar monyet (monkey pox) hingga hepatitis akut tanpa diketahui etiologinya (hepatitis with unknown aetiology).
"Di dunia itu potensi wabahnya ada, tetapi akan jadi double burden atau multiple burden, bebannya banyak karena memang Covid-19 masih menjadi pandemi di dunia," ucap Hermawan.
(*)