Salto del Colacho, Tradisi Bersihkan Bayi yang Baru Lahir dari Dosa Asal, Inilah Kisah Dibalik Festival Lompati Bayi di Spanyol, Benarkah Bertentangan dengan Agama?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Tradisi Salto del Colacho, melompati bayi di Spanyol.

Intisari-Online.com – Dirayakan setiap tahun di kota kecil Castrillo de Murcia, Salto del Colacho adalah perayaan selama seminggu.

Puncaknya adalah seorang pria dengan pakaian seperti setan meneror penduduk setempat dan melompati bayi.

Perayaan tersebut diyakini untuk membersihkan bayi yang baru lahir dari dosa asal mereka.

Meskipun tidak ada catatan kapan Salto del Colacho pertama atau ‘Lompat Colacho’ diselenggarakan, namun sejarawan setempat mempercayai bahwa itu telah terjadi setiap tahun setidaknya sejak tahun 1600-an.

Persaudaraan Katolik dari Sakramen Suci Minerva mengaku bertanggung jawab atas penyelenggaraan perayaan selama seminggu yang berlangsung untuk menandai pesta Corpus Christi.

Jika Spanyol sudah terkenal dengan festival aslinya, seperti festival melempar tomat tomatina, maka El Colacho adalah perayaan unik lainnya.

Puncak festival adalah pada hari Minggu terakhir ketika Salto del Colacho berlangsung.

Colacho dimanifestasikan sebagai seorang pria berpakaian seperti Iblis mengenakan pakaian berwarna-warni dan topeng, kemudian berjalan melalui kota dengan cambuk untuk meneror penduduk setempat yang membalas penghinaan padanya.

Tetapi itu hanya pemanasan untuk acara utama, yaitu melompati bayi!

Ketika saatnya tiba untuk ‘salto’ atau lompat, tradisi menyebutkan bahwa semua bayi yang lahir dalam satu tahun itu di kota Castrillo de Murcia ditempakan di atas kasur di lantai di luar rumah mereka.

Dalam beberapa kasus, bayi-bayi itu ada yang baru berusia beberapa minggu atau bahkan beberapa hari.

Kemudian tibalah saatnya ketika Colacho, mewakili iblis, melompati bayi-bayi itu saat para penonton menyemangatinya.

Melansir the culture trip, tindakan yang tidak biasa ini dikatakan untuk membersihkan bayi yang baru lahir dari dosa asal mereka, yang menurut kepercayaan orang Kristen semua manusia membawanya sebagai akiabt dari ketidaktaatan Adam dan Hawa terhadap Tuhan di Taman Eden.

Perayaan budaya yang penting itu sekarang dianggap sebagai warisan kota setempat.

Setelah Colacho melompati bayi-bayi itu, bayi-bayi itu dihujani kelopak mawar dan diberkati oleh pendeta setempat sebelum diambil kembali oleh orangtuanya.

Terlpas dari fondasi keagamaan, perayaan Salto del Colacho telah membuat otoritas Katolik tertinggi mengernyitkan keningnya.

Paus Benediktus menginstruksikan imam Katolik di daerah itu untuk menjauhkan diri dari praktik tersebut karena dianggap bertentangan dengan praktik Katolik tradisional.

Di banyak tempat, bayi disambut ke dalam komunitas agama, dan diampuni dosa asalnya, melalui ritual pembaptisan, dengan menuangkan air ke atas kepala anak itu dan diberkati oleh pendeta.

Sebaliknya, Salto del Colacho dipandang sebagai sesuatu yang tidak ortodoks dan sesuatu yang ingin dilihat oleh anggota Gereja Katolik tertentu menghilang.

Namun terlepas dari kontroversinya, kota Castrillo de Murcia terus merayakan Salto del Colacho setiap tahun.

Tampaknya tradisi ini telah bertahan selama lebih dari empat abad, jadi tidak mungkin hilang dalam waktu dekat.

Baca Juga: Tradisi Unik di China, Suami Gendong Istri yang Sedang Hamil Berjalan di Atas Batubara yang Terbakar, untuk Tunjukkan Kasih Sayang dan Rasakan Rasa Sakit yang Bakalan Dihadapi Calon Ibu

Baca Juga: ‘Manusia Biru Gurun Sahara’, Mengenal Suku Tuareg, Para Prianya Punya Tradisi Tutupi Wajah Mereka dengan Kerudung Biru yang Tidak Pernah Dicopot Bahkan di Depan Anggota Keluarganya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait