Find Us On Social Media :

Gunakan Kepala Banteng sebagai Tumbalnya, Inilah Ritual Magis di Balik Perang Rusia-Ukraina, Ternyata di Eropa Juga Ada Sosok Dukun

By Khaerunisa, Selasa, 31 Mei 2022 | 20:15 WIB

Ilustrasi. Perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Rupanya bukan hanya militer Rusia yang 'turun tangan' dalam perang di Ukraina.

'Para Dukun' RUSIA juga dilaporkan melakukan ritual untuk meminta "roh-roh bumi" untuk mendukung pasukan Rusia di Ukraina.

Bahkan, dalam ritual tersebut kepala banteng digunakan sebagai tumbal.

Melansir express.co.uk (30/5/2022), sebuah ritual yang disiarkan di televisi pemerintah Rusia menunjukkan kepala banteng dikorbankan untuk "kekuatan yang lebih tinggi", bersama dengan benda "suci" yang tidak dapat disebutkan namanya.

Seorang presenter Channel One Russia mengatakan tujuan dari acara tersebut adalah untuk “melindungi mereka yang berpartisipasi dalam operasi khusus di Ukraina”.

Sedikit lebih dari sebulan setelah Vladimir Putin mengumumkan invasi, taipan Ortodoks Konstantin Malofeyev muncul di saluran yang sama untuk bersikeras mengatakan bahwa 'operasi militer khusus' Rusia sebenarnya adalah 'perang suci'.

Dia mengatakan pasukan Rusia tidak hanya berurusan dengan pria Ukraina tetapi juga dengan 'setan' dan 'kafir'.

Francis Scarr dari BBC kini telah menarik perhatian pada penyiaran ritual di mana 'kekuatan yang lebih tinggi' dipanggil untuk membela mereka yang berperang dalam 'operasi'.

Baca Juga: Konon Katanya Vladimir Putin Diduga Sudah Meninggal Dunia, Kematiannya Dirahasaikan Diungkap oleh Mata-mata Inggris, Terungkap Ini Bocoran Mata-mata Inggris

Baca Juga: Padahal di Awal Pemerintahan Sangat Aktif, Kaisar Ini 'Merajuk' Gegara Putra Selir Kesayangannya Ditolak Jadi Penerus Takhta, Mogok Hadiri Pertemuan di Istana

Seorang 'dukun' di republik Rusia Khakassia turun ke pegunungan Saksary "segera setelah sinar matahari terakhir menghilang di cakrawala".

Sementara itu, seorang koresponden Channel One Russia mengatakan bahwa pria itu, Valery Nikolayevich, muncul di jalur pertama sebagai 'orang lokal biasa', tetapi sebenarnya adalah 'Kepala Dukun'.