Bak ‘Dikirim dari Surga’ untuk Kendalikan Banjir dan Kerja Tanpa Lelah untuk Rakyatnya, Inilah Kisah Kaisar Yu, Seekor Naga Kuning Lakukan Hal Ini untuk Membantunya Ketika Bersihkan Jalur Sungai

K. Tatik Wardayati

Penulis

Intisari-Online.com – Nama belakang Kaisar Yu adalah Si dan nama aslinya adalah Wenming.

Dia hidup pada abad ke-21 SM dan dikenal sebagai salah satu kaisar paling berbudi luhur dalam sejarah China.

Dia mewarisi kebajikan ‘bekerja untuk makhluk hidup tetapi tidak untuk diri sendiri’ dari kaisar sebelumnya Yao dan Shun.

Dia juga sangat menghormati yang ilahi dan surga, bekerja untuk mengendalikan banjir, dan mengajarkan prinsip-prinsip moral rakyatnya.

Pencapaiannya begitu banyak dan jasanya begitu besar hingga orang mengatakan bahwa dia dikirim oleh surga untuk mengendalikan banjir dan menyelamatkan orang.

Oleh karena itu banyak yang memanggilnya ‘Yu yang Agung’ atau ‘Tuhan Yu’.

Pada masanya, banjir menyebabkan bencana besar di China, membuat banyak orang kehilangan rumah dan hidup dalam kesengsaraan.

Kaisar pada waktu itu adalah Shun, yang kemudian mendengar seorang pemuda bernama Yu sangat cerdas dan pekerja keras, sehingga dia memerintahkan Yu untuk memimpin proyek pengendalian banjir.

Yu segera mengumpulkan orang-orang yang memiliki pengetahuan untuk membantunya.

Yu adalah seorang yang sangat rendah hati, selalu menghargai saran orang lain, sehingga dia menerima banyak saran dan memutuskan untuk membangun saluran untuk mengendalikan banjir bandang.

Dia sendiri mendaki banyak gunung, melakukan perjalanan melalui banyak hutan, dan menyeberangi banyak sungai untuk mengamati jalur yang diambil air menuju ke laut.

Yu sendiri dengan setia memuja surga dan upacaranya selalu formal dan khidmat.

Melihat caranya membawa diri selama upacara, membuat orang melihat betapa dia menghargai surga.

Gaya berjalannya sampai diperhatikan dan disebut sebagai ‘langkah gaya Yu’ dan diikuti selama ritual.

Yu dan pekerja lainnya pergi ke banyak bagian China untuk bekerja mengendalikan banjir.

Apa yang dikerjakannya itu akhirnya membaut para dewa tersentuh, hingga Dewa Sungai Kuning memberinya diagram sungai.

Ketika bekerja di sungai yang lebih besar, seperti Sungai Panjang dan Sungai Kuning, muncul naga kuning yang membantunya membersihkan jalur sungai dengan menggoyangkan ekornya.

Para dewa surga juga memberinya wadah batu giok, kapak dewa, pedang dewa, dll.

Yu menggunakan wadah batu giok untuk mengukur ketinggian air dan mengetaui kedalaman air sungai dan lautan, dia menggunakan kapak dewa untuk membuka ‘Jalan Naga’ di suatu tempat dekat Kota Luoyang, Provinsi Henan sekarang, sehingga air dapat mengalir dengan mudah.

Lalu dia menggunakan pedang suci untuk membunuh naga jahat yang mengaduk air dan menyebabkan banyak bencana.

Melansir clearharmony, pada akhirnya, Yu dapat secara penuh mengendalikan banjir.

Yu bekerja tanpa lelah selama 13 tahun, dia pergi ke mana-mana di China.

Tersebar cerita terkenal bahwa meskipun dia lewat di dekat rumahnya tiga kali selama 13 tahun itu, dia tidak pulang.

Dia mengeruk sembilan saluran sungai, memanfaatkan sembilan danau besar, dan menggali sembilan gunung.

Dia mengakhiri bencana banjir di China, dan orang-orang dapat hidup damai di rumah mereka.

Pada saat yang sama, Yu juga membantu orang mengembangkan pertanian dan menanam berbagai jenis tanaman.

Mereka belajar menanam padi di lokasi yang rendah dan basah, Yu juga mengajari orang cara mengangkut barang di atas air.

Sejak saat itu, timur ke lautan, barat ke gurun, dari utara ke selatan, di tanah beberapa juta meter persegi, China telah menjadi tempat yang kaya dan menakjubkan.

Untuk menghargai Yu atas keberhasilannya, Kaisar Shun menghadiahkannya sepotong batu giok kerajaan dalam sebuah upacara formal.

Setelah Yu menyelesaikan proyek pengendalian banjir, dia mencurahkan waktunya untuk membantu Kaisar Shun.

Dia sangat setia dan bertanggung jawab.

Dia pernah berkata kepada Shun, “Mengikuti prinsip-prinsip baik akan membawa kita keberuntungan; mengikuti kejahatan akan membawa kita kemalangan, seperti bayangan akan mengikuti sebuah objek dan menggemakan suara.

Oleh karena itu, setiap saat kita harus menempatkan kebajikan sebagai prioritas utama. Jika pejabat Anda memiliki kebajikan, orang-orang Anda akan mendukung Anda.

Jika Anda mengikuti perintah surga dengan pikiran yang tenang, surga akan memberi Anda keberuntungan yang indah.”

Kaisar Shun sangat senang karena Yu membantunya dan memberinya nasihat yang baik, hingga dia memerintahkan semua orang untuk belajar dari Yu.

Pada tahun ke-33 sebagai Kaisar, Kaisar Shun secara resmi mengangkat Yu naik takhta dan menyerahkan kehormatan menjadi kaisar China kepada Yu.

Setelah Yu menjadi kaisar, dia bekerja lebih keras lagi untuk membuat hidup lebih baik bagi rakyatnya.

Dia menggunakan kebijakan pemerintah yang baik, memperkuat pengajaran kebajikan kepada orang biasa, dengan tulus merekrut orang bijak untuk menjadi pejabat, dan saran yang diterima secara luas dari masyarakat umum.

Ketika Kaisar Yu melakukan perjalanan ke selatan, dia bertemu puluhan ribu pengikut dari negara lain dalam ‘Pertemuan Tu-Gunung’.

Untuk memperingati pertemuan akbar ini, Yu memerintahkan orang-orang untuk membuat sembilan kapal besar (disebut Ding) dengan tembaga yang telah ditawarkan negara lain kepadanya, yang mewakili sembilan negara besar yang telah bersatu menjadi seluruh China.

Pada saat itu, ada sembilan suku yang relatif besar di bagian tenggara Cina, yang dikenal sebagai ‘Sembilan suku’.

Yu pergi ke sana untuk mempromosikan budaya dan moralitas China.

Dalam perjalanannya, dia belajar tentang tradisi penduduk setempat, mendorong mereka untuk mengembangkan pertanian, mengajari tentang musim dan waktu bertani, serta memberi benih.

Dia juga mengajari prinsip-prinsip moral dan mendorong untuk menjalankan hukum dan berdamai satu sama lain.

Yu sangat dihormati dan disambut oleh pneduduk setempat

Dia juga meningkatkan kegiatan pemujaan dan menyatakan "Musik Shao" sebagai lagu tradisional untuk memuja dewa gunung, juga menggubah musik "The Great Xia" untuk menyebarkan kebajikan.

Semua ide yang dimilikinya memiliki dampak besar pada perkembangan peradaban China, budaya tradisional China didasarkan pada keyakinan dan moralitas, dengan prinsip menghormati surga dan mencintai manusia.

Namun, rezim Komunis menghancurkan budaya tradisional dan prinsip-prinsip moral, mencuci otak orang-orang dengan ‘budaya Partai’ yang jahat, mengingkari harmonisasi antara manusia dengan langit, bumi, dan alam.

Baca Juga: Memerintah Terlama Sepanjang Sejarah China Kuno, Inilah Kisah Kaisar Kangxi Xuan Ye, Naik Takhta Saat Usianya 7 Tahun, Ketidaktegasannya Bikin Anak-anaknya Rebutan Takhta, Ini Kemudian yang Terjadi

Baca Juga: Tidak Punya Selir Satu pun Namun Tak Benar-benar Setia pada Istrinya, Inilah Kisah Wang Mang Kaisar Pendiri Dinasti Xin, Gunakan Cara ‘Kotor’ ini untuk Jadi Kaisar dan Dirikan Dinasti Baru

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait