Penulis
Intisari - Online.com -Meskipun nama Tumenggung Wiraguna begitu familier di kalangan pecinta sejarah, tapi rupanya kisah lengkap mengenai kehidupan Tumenggung Kesultanan Mataram yang satu ini masih kabur.
Kisah masa muda sang Tumenggung yang digambarkan dalam legenda sebagai panglima perang utusan Sultan Agung yang terlampau ngebet ingin mengawini Roro Mendut ketika diutus Sultannya untuk memadamkan pemberontakan Adipati Pragola II di Kadipaten Pati.
Kisah selanjutnya melompat, ketika nama Wiraguna disebut-sebut sebagai pendiri wilayah Ragunan di Jakarta, katanya Ragunan itu diambil dari nama seorang Pangeran yang bernama Wiraguna, makamnya pun dapat dijumpai hingga kini, terletak di Kelurahan Ragunan (Kp. Pekayon) Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Adapun catatan sejarah mengenai Tumenggung ini muncul dalam pusaran konflik dalam peristiwa mangkatnya Sultan Agung dan Penobatan Amangkurat I sebagai Raja di Kesultanan Mataram.
Tumenggung Wiraguna dikisahkan sebagai Tumenggung dan panglima perang yang dicintai Sultan Agung, sekaligus dibenci oleh anaknya Amangkurat I.
Dicintai Sultan Agung karena prestasinya gemilang dan membanggakan Negara, dibenci Amangkurat I karena pernah berkonflik dengannya.
Tumenggung Wiraguna pernah mengadukan Amangkurat I pada ayahnya karena membawa lari Istrinya.
Reputasi Amangkuat I buruk dimata Sultan Agung, sehingga dalam seumur hidupnya Amangkurat I menyimpan dendam pada Tumenggung Wiraguna.
Kisah kemudian ditutup dengan dibunuhnya Tumenggung Wiraguna setelah Amangkurat I naik tahta menggantikan ayahnya.
Dari ketiga kronologis catatan sejarah maupun legenda tentang Tokoh Wiraguna di atas, dapat dimengerti bahwa, masa muda Tumenggung Wiraguna muncul dalam legenda rakyat Pati.
Ia dikisahkan sebagai Panglima perang Kesultanan Mataram yang turut merebutkan Roro Mendut, berebut dengan Adipati Pragola II sekaligus juga terlibat percekcokan dengan kekasih Roro Mendut yang bernama Pranacita.
Hal ini menyebabkan Pranacita terbunuh sementara Roro Mendut sendiri kemudian bunuh diri.
Kisah selanjutnya masih dalam masa Sultan Agung, Tumenggung Wiraguna ditugaskan ke Batavia untuk menyerang Belanda.
Penyerangan gagal, namun Sang Tumenggung rupanya berhasil mendirikan perkampungan yang kelak dikenal dengan Ragunan.
Sementara kisah penutupnya adalah, pengabdian dan sumbangsih Tumenggung Wiraguna pada Kesultanan Mataram dibalas air tuba oleh Amangkurat I, Sang Tumenggung dibunuh dalam sebuah konspirasi.
Ia dibunuh dalam perjalanan ketika mengemban misi untuk menklukan Blambangan.
Tiga catatan sejarah dan legenda di atas tentu belum tentu kebenarnya, belum tentu benar jika nama Wiraguna sebagaimana yang dilegendakan dalam cerita rakyat Pati dan Jakarta itu adalah orang yang sama dengan kisah sejarah yang membahas mengenai akhir hayat sang Tumenggung.
Tapi setidak-tidaknya begitulah catatan sejarah dan legenda mengenai tokoh yang bernama Wiraguna.