Penulis
Intisari-Online.com -Miliarder berdarah Yahudi, George Soros, kembali menjadi sorotan dunia usai dirinya mengeluarkan prediksi terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Soros menilai bahwa apa yang kini sedang terjadi di Ukraina bisa menjadi awal dari Perang Dunia Ketiga.
Lebih dari itu, Soros juga bahkan memprediksi bahwa jika invasi tersebut tidak segera dihentikan, maka peradaban manusia tidak akan mampu bertahan lagi.
Satu-satunya cara yang dianggap Soros paling ampuh untuk mencegah itu semua adalah dengan mengalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Invasi itu mungkin merupakan awal dari Perang Dunia Ketiga dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan," ungkap Soros yang menghadiri World Economic Forum di Davos, Selasa (24/5/2022), seperti dilansirReuters.
"Cara terbaik untuk melestarikan peradaban kita adalah mengalahkan Putin sesegera mungkin," tegas Soros.
Dalam pandangan Soros, saat ini Putin sudah menyadari bahwa invasi yang dilakukanya adalah sebuah kesalahan dan bahkan bisa jadi sudah siap merundingkan gencatan senjata.
Hanya saja, sebelum perundingan tersebut mencapai kata sepakat, maka segala kemungkinan terburuk sangat mungkin terjadi.
Kondisi Putin yang semakin melemah usai negaranya ditekan berbagai sanksi, akan membuat dirinya bisa melakukan berbagai kebijakan yang tak terduga.
Dalam kesempatan yang sama, Soros juga menyebut bahwa kini Rusia dan China sama-sama hadir sebagai pemimpin masyarakat tertutup yang mengancam dunia.
"Rezim represif sekarang sedang berkuasa dan masyarakat terbuka kini sedang dikepung. Hari ini China dan Rusia menghadirkan ancaman terbesar bagi masyarakat terbuka di seluruh dunia," lanjut Soros.
Lupa diri
Pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh investor berusia 91 tahun tersebut tampaknya memang sangat mementingkan sisi kemanusiaan.
Namun, tahukah Anda bahwa orang yang sama pernah membuat rakyat seantero Asia Tenggara, termasuk Indonesia, hancur secara ekonomi.
Mata uang jatuh terhadap dollar, harga-harga barang melambung tinggi hingga di berbagai negara di Asia Tenggara, bahkan di Indonesia sebuah kerusuhan besar pun pecah pada 1998.
Semua krisis besar tersebut, merujuk pada pernyataan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad, disebabkan oleh satu orang bernama George Soros.
Hal tersebut bisa terjadi karena perusahaanhedge fund(pengelola dana investasi nasabah kelas atas) milik Soros yang berspekulasi pada mata uang negara-negara Asia Tenggara.
Perusahaan yang diamksud adalah Quantum Fund yang tidak lagi merupakan perusahaan milik Soros.
Saat itu, bak tak memperdulikan nasib orang-orang di Asia Tenggara dan bahkan beberapa negara Asia lain, Quantum Fund berspekulasi pada mata uang Batha di Thailand.
Dengan modal kurang dari AS$1 miliar dan prediksi akan terjadinya devaluasi parah pada mata uang Bath terhadap dollar AS, perusahaan Soros meraup untung besar.
Nilai Bath terjun bebas sebesar 60 persen terhadap mata uang dolar AS. Sementara Quantum Fund justru mengeruk keuntungan yang sangat fantastis.
Kondisi yang terjadi pada Bath, tanpa perlu waktu lama, kemudian merembet ke beberapa negara Asia lain, termasuk Indonesia.
Dan seperti kita tahu, Indonesia pun terjun ke dalam krisi moneter pada 1998 yang kemudian memicu terjadinya reformasi.
Baca Juga: Berikut Ini Faktor Politik yang Mendorong Munculnya Reformasi