Find Us On Social Media :

Sampai Dijuluki 'Pelacur Nasional Kita' Gegara Tak Ragu Pamerkan 'Asetnya', Inilah Liane De Pougy, Awal dan Akhir Hidupnya Justru Ada di Tempat Suci

By May N, Rabu, 25 Mei 2022 | 10:24 WIB

Liane de Pougy, sampai mendapat julukan pelacur nasional kita karena pamer 'aset' sana sini

Intisari - Online.com - Ada saatnya ketika wanita tidak punya banyak pilihan.

Itu adalah ketika wanita tidak punya maskawin.

Mereka hanya bisa mendapatkan perjodohan, bekerja sebagai pengasuh, atau biara untuk mereka.

Jika itu adalah kemerdekaan yang mereka inginkan, mereka harus memainkan kartu mereka dengan benar, mengeksploitasi kecakapan seksual mereka, terlibat dalam pengejaran kesenangan, dan menjadi wanita malam yang memburu laki-laki mereka untuk bersenang-senang.

Pada abad ke-16, pelacur menjadi simbol kebebasan seksual, kecantikan, dan keberanian.

Skandal adalah nama tengah mereka, tapi orang tidak bisa membandingkan mereka dengan rok tipis rata-rata.

Hidup dalam dekadensi, para penggoda ini bukanlah korban.

Bahkan, mereka sering mengorbankan kekasih mereka atas nama nafsu dan keuntungan finansial.

Para penerbang yang ambisius, manipulatif, dan cerdik ini adalah pemanjat sosial yang berpengalaman.

Pelacur dikenakan biaya untuk cinta mereka per jam; itu bisnis dulu dan kesenangan kemudian.

Wanita simpanan, di sisi lain, memberikan cinta mereka dengan sukarela, sementara pelacur yang jatuh cinta tidak bisa lagi menyebut dirinya pelacur.

Seperti kisah Liane de Pougy.