Bukannya Urusi Perang Rusia-Ukraina, Uni Eropa Malahan Ikut Campur Urusan di Asia Ini Gara-gara Khawatir dengan Ulah China Ini, Segawat Apa Situassinya Sampai UE Turun Tangan?

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Uni Eropa atau UE adalah sebuahorganisasi antarpemerintahan dan supranasional yang beranggotakan negara-negara Eropa.

Sesuai namanya, Uni Eropa berarti berfokus pada apa yang terjadi di benua Eropa.

Contoh yang terbaru tentunya perang Rusia dan Ukraina di Eropa.

Namun mendadak Uni Eropa malahmeningkatkan keterlibatannya di Indo-Pasifik. Kenapa?

Dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (20/5/2022), Brussels telah berjanji untuk meningkatkan strategi pertahanannya di Asia.

Hal ini dikarenakan ada kekhawatiran akan ketertiban internasional di kawasan yang muncul setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari.

Utusan khusus UE untuk Indo-Pasifik bahkan menyarankan UE perlu mempertahankan kepentingannya di kawasan itu.

Gabriele Visentin, yang ditunjuk untuk jabatan baru pada September 2021, mengatakan: "Motto kami adalah selalu bekerja sama bila memungkinkan, tetapi juga untuk membela bila diperlukan."

"Itu tidak ditujukan terhadap satu negara atau lainnya."

"Ini adalah cara untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas kami dalam hal membela kepentingan kami."

Sementara Visentin juga mengklaim tidak ada bukti yang menunjukkan perang di kawasan itu akan segera terjadi.

Akan tetapi dia mengatakan UE khawatir tentang tatanan berbasis aturan multilateral yang tidak akan sepenuhnya dihormati.

Meski begitu, dia menjelaskan bagaimana China dipandang sebagai mitra, pesaing, dan saingan oleh UE.

Intervensi Visentin datang setelah para pemimpin dunia menyatakan keprihatinan tentang pakta keamanan China dengan Kepulauan Solomon pada bulan Maret.

Langkah ini menyebabkan kekhawatiran khusus di Canberra dan Wellington.Australia dan Selandia Baru dilaporkan merasa mereka telah "lengah" oleh rancangan kesepakatan.

Kesepakatan itu bahkan dikatakan memberi China peluang potensial untuk menempatkan kapal perangnya di Pasifik, kurang dari 1.250 mil jauhnya dari pantai Australia.

"Tentu saja, sinyal yang telah dikirimkan Kepulauan Solomon kepada kami sangat jelas."

"UE dan lainnya harus berbuat lebih banyak," tutupVisentin.

Baca Juga: Media China Ini Mendadak Soroti Cuaca di Indonesia, Cuacanya Dianggap Tak Menentu, Bongkar Bisa Sebabkan Dampak Memprihatinkan Ini Bagi Petani

Artikel Terkait