Find Us On Social Media :

Suhu Tertingginya Pernah Tembus 53,2 Derajat Celcius, Kuwait Langsung Jadi Salah Satu Tempat Terpanas di Bumi, Ternyata Ini Penyebabnya

By Mentari DP, Minggu, 22 Mei 2022 | 12:00 WIB

Kuwait menjadi salah satu tempat terpanas di bumi.

Intisari-Online.com - Hanya dalam dua minggu terakhir, Kuwait mencatatkan suhu tertinggi di dunia.

Membuat Kuwait menjadi salah satu tempat terpanas di bumi.

Pada hari Jumat kemarin, suhu di kota utara Al Jahra menyentuh 53,5 °C.

Demikian pula, dua minggu lalu Nuwaiseeb, selatan Kota Kuwait di perbatasan dengan Arab Saudi, mencatat suhu tertinggi di dunia untuk tahun 2021, dengan rekor 53,2°C.

“Rata-rata selama periode ini, suhu tidak seharusnya melebihi 46°C."

"Tetapi Kuwait mengalami suhu di atas rata-rata sebesar 3 hingga 4 derajat,” Essa Ramadan, seorang ahli meteorologi Kuwait, mengatakan kepada Gulf News pada Minggu (22/5/2022).

Dalam beberapa tahun terakhir, Kuwait telah menjadi salah satu tempat terpanas di bumi.

Contoh pada 21 Juli 2016 silam ketika suhu di kota utara Mitribah mencapai 53,9 °C.

Menjadikan suhu terpanas yang pernah tercatat di bumi.

Sejak 10 tahun terakhir, Kuwait mencatat sejarah suhu terpanas sejak 2005, dengan tujuh tahun terpanas terjadi sejak 2014.

“Pada 1960-an dan 1970-an, suhu tidak pernah mencapai apa yang kita lihat sekarang," terang Ramadan.

"Dalam 30 tahun terakhir, kami mulai mencatat suhu yang lebih tinggi dan suhu rata-rata 50 derajat menjadi normal.”

Ramadan mengatakan ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fakta bahwa Kuwait adalah salah satu negara terpanas di dunia, mulai dari lokasi geografisnya hingga sudut sinar matahari.

Radiasi sinar matahari

Kedekatan Kuwait dengan khatulistiwa secara alami membuatnya rentan terhadap suhu yang lebih tinggi.

Lokasinya juga berarti Kuwait menarik lebih banyak radiasi matahari, yaitu lebih dari 80 derajat, Ramadhan menjelaskan.

Menurut unit Climate Science Investigations (CSI) di NASA, sinar matahari yang mengenai dekat khatulistiwa menghasilkan radiasi matahari yang lebih langsung.

Dengan demikian, semakin banyak radiasi matahari terkonsentrasi di area kecil, semakin hangat suhunya.

Ramadhan menambahkan kombinasi rendahnya tingkat vegetasi dan pepohonan ditambah dengan infrastruktur yang tumbuh, terutama bangunan, juga berkontribusi pada peningkatan suhu.

Efek pada mata pencaharian

Meskipun Kuwait, negara gurun, biasanya lebih hangat daripada kebanyakan tempat, lonjakan suhu baru-baru ini telah membunyikan alarm karena merupakan salah satu indikasi perubahan iklim.

Samia Al Duaij, seorang ahli lingkungan, menjelaskan kenaikan suhu, dan perubahan iklim secara keseluruhan, telah berdampak negatif pada mata pencaharian masyarakat dalam beberapa cara.

Salah satu dampak suhu tinggi adalah pada kesehatan manusia, karena paparan panas dalam jangka waktu yang lama berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi dan serangan panas.

“Orang-orang yang paling terpengaruh oleh suhu tinggi adalah mereka yang paling rentan, mereka yang bekerja di bawah terik matahari dan pengemudi pengiriman sepeda motor,” katanya kepada Gulf News.

Naiknya permukaan laut

Dampak negatif lainnya, menurut Al Duaij, adalah naiknya permukaan air laut.

Dia menunjukkan bahwa jika suhu terus meningkat, permukaan laut diperkirakan akan naik yang akan berakhir dengan banjir, dalam kasus ekstrim bahkan meliputi pulau Boubyan dan sebagian pantai Kuwait.

Meningkatnya badai debu dan berkurangnya curah hujan juga merupakan efek dari kenaikan suhu, Al Duaij menyebutkan.

Untuk infrastruktur, karena suhu panas, orang cenderung menjalankan AC dengan kecepatan penuh untuk waktu yang lebih lama dan ini sangat berbahaya.

Ini karena penggunaan AC merupakan salah satu konsumsi listrik terbesar.

Pada gilirannya, penggunaan listrik yang tinggi memberi lebih banyak tekanan pada saluran listrik dan pembangkit listrik yang mengeluarkan CO2 dan polutan lainnya.

Baca Juga: Menghilang di Hutan Selama 2 Hari di Tengah Suhu -6 Derajat Celcius, Bocah 3 Tahun Ini Ditemukan Selamat Tanpa Luka Sedikit, Klaim Seekor Beruang 'Membantunya'