Find Us On Social Media :

Seharusnya Jadi Solusi Paling Masuk Akal di Tengah Kecamuk Perang, PBB Malah Sebut Genjatan Senjata di Ukraina Bukan Prospek dalam Waktu Dekat

By Tatik Ariyani, Kamis, 12 Mei 2022 | 14:49 WIB

(Ilustrasi) Perang Rusia dan Ukraina - Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - Sejak dimulai pada 24 Februari 2022 lalu, invasi Rusia ke Ukraina kini telah memasuki hari ke-77.

Kepala Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina mengatakan korban tewas warga sipil di Ukraina “lebih tinggi ribuan jiwa” dari angka resmi PBB 3.381 jiwa.

Gubernur wilayah Kharkiv mengatakan serangan meningkat, terutama di daerah pemukiman.

Setidaknya, 44 mayat warga sipil ditemukan di bawah sebuah bangunan yang hancur di kota timur Izium yang dikuasai Rusia.

Pejabat Ukraina mengklaim pasukan negara itu telah merebut kembali desa-desa dari pasukan Rusia di utara dan timur laut Kharkiv.

Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan Ukraina “berhasil” menyerang pertahanan udara Rusia dan memasok kapal di Laut Hitam barat.

Di daerah perbatasan Sumy dan Chernihiv, Pasukan Rusia dilaporkan terus menembaki wilayah itu.

Serangan juga berlanjut di pabrik baja Azovstal di Mariupol, tempat para pembela terakhir kota itu bersembunyi.

Sedikitnya 100 warga sipil tetap berada di pabrik baja Azovstal di bawah tembakan berat Rusia di kota Mariupol, Ukraina selatan, kata seorang ajudan walikota kota itu.

Meski 77 hari berlalu, perang Rusia Ukraina belum menunjukkan akan adanya genjatan senjata.

Melansir TASS, Rabu (11/5/2022), sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres tidak melihat kemungkinan untuk menyelesaikan perdamaian atau mencapai gencatan senjata yang komprehensif di Ukraina saat ini.

"Saat ini, tidak ada peluang segera untuk kesepakatan damai atau peluang segera untuk gencatan senjata global," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen.