Find Us On Social Media :

Terpaksa Jadi 'Pembunuh Mahir,' Seperempat Populasi Pria dari Suku di Pedalaman Hutan Asia Tenggara Ini Diincar oleh Ular Raksasa hingga Terbiasa Bawa Parang

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 9 Mei 2022 | 07:00 WIB

Suku Agta di Filipina sering diserang ular piton.

Intisari-Online.com - Kisah ular raksasa yang menyerang manusia, bukan hanya di film-film atau kisah dongeng saja.

Kejadian ini benar-benar dialami oleh seorang peneliti yang sedang tinggal di lokasi penelitiannya.

Ketika antropolog Thomas Headland pertama kali bertemu dengan ular terpanjang di dunia, dia sedang dalam perjalanan ke kakus.

Headland tinggal di hutan hujan Filipina dengan sekelompok suku pemburu-pengumpul yang disebut Agta.

Saat menuju kakus di belakang gubuknya, dia menemukan seekor ular sanca batik yang sedang meringkuk di jalan setapak.

“Bulu di belakang leher saya berdiri dan saya berteriak minta tolong,” kenangnya sebagaimana dilansir National Geographic pada 2011 silam.

Mendengar teriakannya, enam sampai tujuh orang Agta melompat dari semak-semak di sekitarnya dan mulai tertawa.

Ular raksasa sering menyerang orang dalam cerita fantasi dan fiksi ilmiah, tetapi serangan semacam itu bukan hanya fiksi.

Seiring pergaulannya dengan orang Agta, Headland kemudian tahu bahwa seperempat dari semua populasi Agta telah diserang oleh ular piton.

Headland dan istrinya pertama kali tiba di Filipina pada tahun 1962, tiga minggu setelah mereka menikah di Minnesota, Amerika Serikat.

Mereka hidup dengan Agta selama 24 tahun, dan masih kembali ke hutan setiap tahun.

“Saya telah tinggal di hutan hujan lebih lama daripada ilmuwan Amerika mana pun,” katanya.