Penulis
Intisari-Online.com - Sebuah penelitian, yang dilakukan oleh perusahaan keamanan digital Norton, Australia menemukan, sebagian besar dari wanita Australia melaporkan telah mengalami pelecehan melalui media daring. Bahkan, 76% di antaranya masih berusia di bawah 30 tahun. Hal tersebut, membuat wanita rentan menjadi korban pelecehan di media daring.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan metode survei kuantitatif secara online, yang dilakukan terhadap 1.053 wanita di Australia yang berusia 18 dan lebih pada Februari 2016.
Hasil penelitian menunjukkan, hampir setengah dari responden mengaku telah mengalami berbagai bentuk pelecehan online, di antaranya cyberbullying, pelecehan seksual hingga ancaman perkosaan dan kematian. Sebagai besar kategori tersebut diisi oleh wanita berusia di bawah 30 tahun.
Satu dari tujuh dan satu dari empat wanita yang berusia di bawah 30 tahun mengungkapkan, secara umum telah menerima ancaman kekerasan fisik. Dan hampir satu dari 10 wanita tersebut sempat mengalami pelecehan seksual.
Bahkan, para peneliti menemukan bahwa perempuan menerima dua kali lebih besar ancaman kematian dan ancaman kekerasan seksual dibandingkan pria.
Selain itu, satu dari empat wanita lesbian, biseksual, dan transgender juga mengaku telah mengalami pelecehan online secara serius, yang mana orientasi seks mereka menjadi target pelecehan. Satu dari lima kasus pelecehan secara online menyerang penampilan fisik wanita. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penyalahgunaan media online merupakan penyebabnya. Sayangnya, para wanita tersebut mengaku tidak berdaya atas tindakan tersebut.
Sebanyak, 38% dari mereka yang mengalami pelecehan secara online memilih untuk mengabaikannya dan hanya 10% yang melaporkan ke polisi.(theguardian.com)