Find Us On Social Media :

Satanic Indonesia; Kisah Penyembah Setan yang Berjuang Dapatkan Kebebasan Beribadah, Meski Para Pengikutnya Terang-terangan Akui Tidak Benar-benar Percaya

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 27 April 2022 | 17:00 WIB

Komunitas Kuil Setan yang menginginkan kebebasan beribadah.

Intisari-Online.com – Apa yang sudah Anda ketahui tentang Satanic Indonesia?

Semua yang Anda ketahui tentang Satanisme itu salah, setidaknya itulah yang dibuktikan oleh film dokumenter baru tentang Kuil Setan (Satanic Temple).

Namanya mirip dengan Gereja Setan (Church of Satan) yang didirikan pada 1966 oleh selebriti Anton Levey di San Fransisco, California.

Tetapi Kuil Setan berbeda dengan Gereja Setan.

Kuil Setan didirikan pada tahun 2013 dengan misi ‘mendorong kebajikan dan empati di antara semua orang, menolak otoritas tirani, menganjurkan akal sehat, dan keadilan praktis, dan diarahkan oleh hati nurani manusia untuk melakukan pencarian mulia yang dibimbing olhe kehendak individu.’

Film Hail Satan? yang disutradarai oleh Penny Lane, mengikuti upaya para pengikut Kuil Setan untuk membatasi apa yang mereka lihat sebagai campur tangan agama Kristen dalam kehidupan AS melalui pengaruh politik yang terus berkembang.

Campur tangan agama Kristen dalam kehidupan AS yang dimaksud ini adalah pendirian monumen Sepuluh Perintah Tuahn yang dipajang di gedung kantor pemerintah Negara Bagian Oklahoma di Kota Oklahoma.

Komunitas Kuil Setan ini menanggapinya dengan meminta ruang untuk patung Baphomet sang dewa Setan.

Mereka bermaksud mengembalikan semacam keseimbangan kosmis religius sambil mendakwahkan doktrin yang mendukung keadilan sosial dan hak asasi manusia.

“Kami ingin orang berpikir ulang ketika melihat Amerika Serikat sebagai negara Kristen,” kata juru bicara Kuil Lucien Greaves dalam cuplikan film tersebut.

“AS bukan (negara Kristen).”

Penny Lane, sang sutradara film Hail Satan?, mengaku pertama kali mendengar tentang Kuil Setan ketika mereka berkampanye di Oklahoma.