Find Us On Social Media :

Media Inggris Sesumbar, Sebut Jumlah Tank Milik Ukraina Kini Lebih Banyak daripada Rusia, Benarkah Sudah Cukup untuk Melawan Rusia Cuma Bermodalkan Senjata Darat Ini?

By Tatik Ariyani, Sabtu, 23 April 2022 | 15:29 WIB

Tank T-72B3 Rusia

Intisari-Online.com - Senin (18/4/2022) lalu, bantuan paket senjata militer Amerika Serikat (AS) mulai tiba di Ukraina.

Pejabat senior Kementerian Pertahanan AS pada Senin (18/4/2022) mengatakan, "Ada empat penerbangan dari Amerika Serikat yang tiba ke gedung teater (tempat bantuan di Ukraina) kemarin."

Paket bantuan itu bernilai US$800 juta (sekitar Rp11 triliun).

Bantuan tersebut di antaranya 11 helikopter Mi-17, 18 howitzer ukuran 155 mm untuk pertama kali, dan 100 kendaraan lapis baja.

Setelah adanya bantuan senjata, Pentagon bahkan mengklaim bahwa tank Ukraina di garis depan lebih banyak dari Rusia.

Melansir media Inggris Daily Star, Jumat (22/4/2022), Pentagon AS mengklaim bahwa Ukraina memiliki lebih banyak tank operasional di garis depan daripada Rusia sebagai tanda lain bahwa invasi Vladimir Putin tidak sesuai yang direncanakan.

Sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, pasukan Putin harus menghadapi sejumlah masalah yang mereka buat sendiri.

Ini termasuk pasukan yang membawa senapan Perang Dunia Kedua, sistem rudal yang beroperasi pada teknologi tahun 1960-an dan tenggelamnya kapal penjelajah utama Moskva di Laut Hitam.

Berbicara kepada Washington Post, seorang pejabat senior pertahanan AS yang dirahasiakan menekankan bahwa di lapangan setidaknya, Ukraina melakukan jauh lebih baik daripada Rusia.

Mereka berkata: "Pasukan Ukraina memiliki lebih banyak tank di Ukraina daripada Rusia dan mereka tentu memiliki tujuan untuk menggunakannya."

Perkiraan terbaru dari Angkatan Bersenjata Ukraina menyebutkan jumlah total kehilangan tank Rusia menjadi 838 dengan tambahan 21.200 tentara juga diperkirakan tewas.

Berita itu muncul ketika pesawat tak berawak Ukraina telah menemukan "kuburan tank Rusia" di mana kendaraan yang rusak dibawa untuk diperbaiki tetapi kemudian ditinggalkan setelah kerugian bagi pasukan Vladimir Putin terus meningkat.