Penulis
Intisari-Online.com -Rusia meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir baru pada Rabu lalu.
Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, rudal itu akan membuat musuh-musuh Moskow berhenti dan berpikir.
Putin diperlihatkan di TV, diberitahu oleh militer bahwa rudal Sarmat yang telah lama ditunggu-tunggu telah diuji coba untuk pertama kalinya dari Plesetsk di barat laut Rusia dan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka, hampir 6.000 km (3.700 mil) jauhnya.
Uji coba Sarmat, yang dikembangkan selama bertahun-tahun, memang tidak mengejutkan Barat, tetapi uji coba itu datang pada saat ketegangan geopolitik yang ekstrem.
Melansir Reuters, Kamis (21/4/2022), Putin mengataan, "Kompleks baru ini memiliki karakteristik taktis dan teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Kompleks ini tidak memiliki analog di dunia dan tidak akan lama lagi."
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, dalam panasnya retorika agresif yang hiruk pikuk, mencoba mengancam negara kita.”
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa Sarmat ditembakkan dari peluncur silo pada 1512 waktu Moskow (1212 GMT).
Pasukan nuklir Rusia akan mulai menerima pengiriman rudal baru "pada musim gugur tahun ini" setelah pengujian selesai, kata Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Roscosmos, seperti dikutip Tass, Rabu.
Meski Putin berniat menunjukkan kekuatan Rusia melalui peluncuran rudal tersebut, Putin justru memperoleh ejekan.
Melansir Daily Star, Kamis (21/4/2022), dalam sebuah meme, foto Putin diedit, disatukan dengan foto Kim Jong-un.
Putin diejek karena sikapnya yang mirip seperti diktator Kim Jong-Un yang dikenal karena peluncuran misilnya.
Terlepas dari apakah Putin terlihat menyedihkan atau tidak, adalah benar bahwa rudalnya canggih.
Spesifikasi rudal perkasa belum secara resmi diungkapkan namun dipahami untuk dapat menembakkan hingga 12 hulu ledak nuklir dalam satu penerbangan, sambil menghindari sistem anti-rudal.
Rudal ini disebut sebagai senjata jarak jauh dengan alasan yang baik karena rudal balistik antarbenua Sarmat diyakini memiliki jarak terbang maksimum 6.000 mil.
Rudal itu dikatakan mampu menargetkan area seukuran Prancis, lapor Mirror.