Rusia Dituding Sebagai Sumber Masalah, Bangkai Kapal Selam Era Soviet yang Ditemukan Ini di Bawah Permukaan Laut Ini Terindikasi Alami Kebocoran Radiasi Tinggi, Apakah Berbahaya?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Bangkai kapal selam dari era Soviet yang kemungkinan bocor radiasi, apakah berbahaya?

Intisari-Online.com – Mungkin Anda pernah melihat sebuah flot dari banyak film fiksi ilmiah seperti ini; radiasi merembes keluar dari satu sumber atau lainnya.

Kemudian ribuan orang sakit atau mati, dan pemerintah berpura-pura tidak ada yang salah dengan hal itu dan mengatakan kebocoran itu tidak mengkhawatirkan.

Itulah yang terjadi di Chernobyl.

Dan seperti itulah yang terjadi di Three Mile Island di Amerika pada tahun 1979.

Rusia menjadi sumber masalahnya, karena salah satu bangkai kapal selamnya membusuk di dasar Laut Norwegia yang membuat radiasi bocor, setelah bencana 30 tahun lalu, di mana 42 pelaut kehilangan nyawa mereka.

Orang-orang itu terbunuh oleh dinginnya air, atau menghirup asap beracun saat masih terdampar.

Meski demikian, 27 pelaut berhasil selamat, dan diselamatkan oleh dua kapal Rusia.

Komandan kapal selam berhasil muncul sebentar dan meminta bantuan, sehingga pihak berwenang dengan cepat mengetahui adanya bencana tersebut.

Komsomolets tenggelam pada tahun 1989 ketika kebakaran terjadi di kapal.

Para ilmuwan dari Institut Penelitian Kelautan Norwegia telah memeriksa dan memfilmkan bangkai kapal tersebut dan mengatakan bahwa bangkai kapal itu membocorkan radiasi pada tingkat 800.000 kali lipat batas normal, atau yang dapat diterima.

Para kru mengambil sampel dari perairan sekitar dan salah satu pipa kapal selam untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang betapa berbahayanya kebocoran itu.

Kepada BBC ilmuwan utama dalam proyek tersebut mengatakan bahwa levelnya ‘tidak mengkhawatirkan’, tetapi kapal selam itu dilengkapi dengan torpedo nuklir, yang keduanya dengan hulu ledak plutonium.

Kapal selam itu juga bisa menembakkan rudal jelajah Granit.

Bangkai kapal selam Soviet, yang juga dikenal sebagai K-278, terletak di air yang sangat dalam, lebih dari 1.524 meter di bawah permukaan laut.

Dan radiasi bocor apa pun tidak sepenuhnya tidak berbahaya, mungkin menjadi kurang berbahaya karena air Arktik yang dingin mencairkannya.

Selain itu, karena sangat sedikit ikan yang dapat bertahan hidup pada kedalaman atau suhu tersebut, maka tidak ada ancaman bagi kehidupan laut, kata para ilmuwan.

Untuk mendapatkan sampel dari kapal selam, tim peneliti dari Norwegia mengirimkan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) untuk memeriksa dan memfilmkan bangkai kapal tersebut, lalu akan mempelajarinya secara menyeluruh di laboratorium mereka.

Tim peneliti memastikan bahwa kapal rusak parah saat kebakaran.

Namun, Otoritas Keselamatan Radiasi dan Nuklir Norwegia menjelaskan kepada BBC bahwa setelah kebakaran terjadi, reaktor air bertekanan yang mendorong kapal selam berhenti beroperasi, sehingga mengurangi bahaya lebih jauh.

Ini bukan pertama kalinya bangkai kapal K-278 dipantau, karena kadang-kadang Rusia dan Norwegia bekerja sama untuk memeriksa apakah bangkai kapal itu menyebabkan lebih banyak kerusakan.

Untuk kegiatan tersebut, ilmuwan Rusia dari Typhoon Research and Production Association mendampingi pakar radiasi dan ilmuwan kelautan Norwegia.

Hilde Elise Heloal, pemimpin misi, menjelaskan, “Kami mengambil sampel air dari dalam saluran khusus ini karena Rusia telah mendokumentasikan kebocoran di sini baik pada 1990-an dan baru-baru ini pada 2007. Jadi kami tidak terkejut menemukan kebocoran denganlevel tinggi di sini.”

Namun, dia menegaskan, radiasi itu bukan ancaman bagi siapa pun, bahkan biota laut.

“Tingkat yang kami deteksi jelas di atas level normal di lautan, tetapi tidak terlalu tinggi.”

Lalu, pertanyaannya sekarang adalah, level yang seperti apa yang terlalu tinggi itu?

Apa yang bisa ditahan oleh lautan sebelum radiasi mulai merusak kehidupan laut, kemudian menyebabkan kerusakan lebih lanjut di rantai makanan?

Cepat atau lambat, bencana seperti ini entah bagaimana caranya berdampak pada lingkungan manusia.

Hanya saja, mungkin menjadi bahan perenungan; kapan dan bagaimana.

Bisakah bangkai kapal itu diambil, sebelum benar-benar membusuk dan radiasinya menjadi ancaman serius?

Lalu, apa yang akan terjadi pada torpedo itu?

Mungkin hanya ilmuwan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dan pertanyaan mendesak lainnya tentang bahaya bahan nuklir.

Tentunya, pemerintah kemudian harus memiliki kemauan politik untuk memberlakukan solusi apa pun yang ditawarkan sains.

Tidak hanya kebutuhan uang, tetapi juga ketersediaan pemerintah untuk mengakui kesalahan mereka.

Dan itu adalah sesuatu yang tidak dimiliki pemeritnah dengan baik, terlepas dari kecenderungan flosofinya.

Baca Juga: Berumur 131 Tahun, Bangkai Kapal Ini Terpelihara dengan Baik, Ditemukan di Dasar Danau Superior dengan Muatan Batu Bara yang Berat, Adakah Harta Karun di Dalamnya?

Baca Juga: Kisah HMS Lutine, Kapal yang Tolak Serahkan Harta Karunnya, Bel Kapal yang Terselamatkan Digunakan untuk Tandai Peristiwa Tragis, Termasuk Kematian Putri Diana

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait