Find Us On Social Media :

Kisah Saat Soekarno Bikin Intelijen Uni Soviet 'Kelabakan' Lantaran Permintaannya Aneh-aneh saat Tengah Berkunjung

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 4 Mei 2022 | 17:00 WIB

Nikita Khrushchev dan Soekarno

Intisari-Online.com - Ada yang membanggakan dari pribadi presiden pertama kita.

Ketika berkunjung ke luar negeri, Presiden Sukarno selalu menempatkan diri sebagai pemimpin sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ditambah pecinya yang khas seolah-olah menyatu dengan kepalanya.

Ketika Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April 1955, dunia mulai melirik Indonesia sebagai satu kekuatan baru.

Beruntung dari awal Indonesia memposisikan diri sebagai negara non-blok dengan politik bebas aktifnya.

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua kekuatan besar saat itu berusaha menarik perhatian negara-negara di dunia untuk menjadi satelitnya, tak terkecuali Indonesia.

Hal itu sangat dipahami dengan baik oleh Presiden Sukarno.

Tahun 1956 Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, mengundag Presiden Sukarno untuk berkunjung ke negeri beruang merah itu.

Untuk mengindari kesan Indonesia berada pada pengaruh blok Uni Soviet, Presiden Sukarno mensyaratkan kepada pemimpin Uni Soviet itu untuk menemukan makam Imam Buchari sebagai syarat kunjungannya.

Tidak jelas dari mana Presiden Sukarno mendapat ide itu.

Tentu saja Khrushchev kebingugan dan sempat menanyakan lagi ke Sukarno.

Sukarno pun tetap pada pendiriannya.