Penulis
Intisari-online.com - Pada pesawat tempur buatan AS, bom nuklir akan "dibagi" dengan sebagian besar sekutu blok di Eropa, NATO mengungkapkan.
Mengutip direktur kebijakan nuklir NATO, RT mengatakan pada 15 April bahwa NATO berencana memperbarui program "berbagi nuklir" AS.
Dengan sebagian besar sekutunya di Eropa yang berencana membeli pesawat tempur F-35.
"Kami mempercepat proses modernisasi F-35 dan membawa pesawat tempur generasi kelima ini ke dalam latihan dan pelatihan bersama,"Jessica Cox, direktur kebijakan nuklir NATO, mengatakan dalam diskusi online yang diselenggarakan oleh Center for International Deterrence.
"Pada akhir dekade, hampir semua Sekutu akan dilengkapi dengan F-35," Tambahnya.
"Berbagi nuklir" adalah sebuah konsep dalam kebijakan pencegahan nuklir NATO, yang melibatkan negara-negara anggota non-senjata nuklir untuk dapat menggunakan senjata nuklir blok itu.
Negara-negara yang berpartisipasi dalam rencana "berbagi nuklir" diharuskan memiliki kebijakan bersama dengan NATO tentang senjata nuklir.
Terutama untuk memiliki pesawat yang mampu membawa senjata nuklir di wilayah mereka, menurut Russia Today.
Bulan lalu, Jerman mengumumkan akan mengganti pesawat tempur seri Tornado dengan F-35. Jerman berjanji untuk membeli hampir 40 lebih F-35 dari AS dan mengatakan rencana "berbagi nuklir" adalah alasan keputusan ini.
Selain Jerman, Belgia, Belanda, Italia dan Turki juga memiliki sekitar 150 senjata nuklir AS, terutama bom B-61.
Alasan munculnya bom B-61 di Eropa adalah karena rencana "berbagi nuklir" NATO.
Pada awal Februari, Finlandia, negara yang berniat bergabung dengan NATO, juga mengumumkan pembelian 60 F-35 dari AS.
Menurut Jessica Cox, sekutu NATO yang memiliki F-35 seperti Polandia, Denmark dan Norwegia mungkin diminta oleh blok militer ini untuk mendukung rencana "berbagi nuklir" di masa depan.
AS pertama kali menyebarkan bom nuklirnya di Eropa pada tahun 1960.
Pada Desember 2021, Rusia meminta AS dan NATO untuk mengakhiri program tersebut, tetapi tidak diterima.
F-35 awalnya diusulkan untuk dirancang sebagai pesawat tempur hemat biaya untuk Angkatan Udara AS.
Namun, pada kenyataannya, biaya pengembangan F-35 telah didorong hingga lebih dari 1,7 triliun dollar AS dan dianggap sebagai program senjata paling mahal dalam sejarah AS.