Penulis
Intisari-Online.com - Bulan lalu,Kementerian PertahananRusiamengatakan Amerika Serikat telah "menutupi"Ukrainadengan jaringan laboratorium biologi yang terhubung dengan Pentagon.
Berbicara pada konferensi pers pada 7 Maret, Jenderal Igor Kirillov, komandan pasukan pertahanan radiasi, kimia dan biologiRusia.
Mengatakan bahwa ada sekitar 30 laboratorium biologi telah didirikan diUkrainadan secara aktif bekerja sama dengan militer AS.
Kementerian PertahananRusiamengatakan banyak darilaboratoriumini telah beroperasi sejak kudeta 2014 diUkraina.
Dan kedatangan mereka bertepatan dengan lonjakan penyakit menular di wilayah tersebut, termasuk campak Jerman, difteri, dan TBC.
Setelah pasukanRusiamulai melakukan operasi militer diUkrainapada 24 Februari,laboratoriumini dikatakan bergegas untuk menghancurkan patogen yang mereka pelajari.
Kini konflik Rusia dan Ukraina belum menemui ujungnya dan diberitakan bahwakemampuan Moskow untuk merayap lebih jauh sepertinya tidak mungkin tanpa menggunakan senjata kimia, kata mantan kepala Unit Senjata Kimia Angkatan Darat Inggris.
Kolonel Hamish de Bretton-Gordon mengatakan sebagaimana diwartakanExpress.co.uk,Jumat (8/4) bahwa pilihannya ada pada apakah Putin bersedia "mempertaruhkan semuanya" dan meluncurkan serangan tidak konvensional ke Ukraina Barat, atau memutuskan Donbas "memenuhi persyaratannya".
Lebih jauh,Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada Senin (11/4/2022), bahwa Rusia dapat menggunakan senjata kimia di Ukraina.
Dia pun meminta Barat untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Moskwa yang disebut akan menghalangi pembicaraan tentang penggunaan senjata semacam itu.
Ada sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi pada Senin, menunjukkan bahwa senjata kimia telah digunakan di pelabuhan Mariupol, Ukraina selatan yang terkepung.
"Kami menangani ini dengan sangat serius," kata Zelenskiy dalam video pidato pada Senin malam, dilansir dari Reuters.
Dia tidak mengatakan senjata kimia telah digunakan.
"Saya ingin mengingatkan para pemimpin dunia bahwa kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh militer Rusia telah dibahas."
"Dan pada saat itu, itu berarti bahwa perlu untuk bereaksi terhadap agresi Rusia dengan lebih keras dan lebih cepat," ungkap dia.
Ajudan Wali Kota Mariupol, Petro Andryushchenko, telah menulis di saluran Telegramnya bahwa laporan tentang serangan kimia belum dikonfirmasi dan dia berharap untuk dapat memberikan perincian dan klarifikasi nanti.
Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan Amerika Serikat (AS) mengetahui laporan tersebut.
"Kami tidak dapat mengonfirmasi saat ini dan akan terus memantau situasi dengan cermat," kata Kirby.
"Laporan-laporan ini, jika benar, sangat memprihatinkan dan mencerminkan kekhawatiran yang kami miliki tentang potensi Rusia untuk menggunakan berbagai agen pengendali kerusuhan, termasuk gas air mata yang dicampur dengan bahan kimia, di Ukraina," ungkap dia.
(*)