Find Us On Social Media :

Bak Menyibak Sendiri Topeng Kekejamannya di Donbass, Ukraina Kini Makin Akrab dengan Kebrutalan, Sengaja Tampilkan 'Eksekusi' Keji Ala ISIS

By May N, Selasa, 12 April 2022 | 15:53 WIB

Potongan video iklan Ukraina yang bergaya ISIS, terlihat model membawa parang dan bersumpah membalaskan dendam Ukraina

Intisari - Online.com - Rusia tengah menghadapi fitnah besar terkait kekejaman yang terlaksana di Donbass.

Kini, Rusia mengungkapkan permintaan yang sangat krusial kepada para pemimpin negara Barat dan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, meminta penilaian AS dan Barat soal penderitaan warga Donbass di Ukraina.

Moskow baru tertarik melakukan perundingan jika AS dan Barat, yang memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia, berbicara soal Donbass.

Bagi Sergei Lavrov, hal yang terpenting dalam perjuangan Rusia saat ini adalah membebaskan warga Donbass dari kekejaman militer Ukraina.

"Pertama dan terpenting, mengakhiri semua pembunuhan warga sipil di wilayah Donbass yang telah berlangsung selama 8 tahun," kata dia.

Sergei Lavrov mempertanyakan, mengapa AS dan Barat bungkam soal penderitaan warga Donbass selama 8 tahun ini.

Padahal, warga Donbass berteriak meminta pertolongan dari aksi brutal militer Ukraina.

Hal berbeda ketika Rusia melancarkan operasi khusus ke Ukraina untuk membela Donbass, AS dan Barat justru melabelinya sebagai invasi dan gencar memberikan sanksi ekonomi.

Lavrov sangat menyayangkan sikap AS dan Barat yang hanya bisa menerima laporan pembantaian tanpa ada tindakan nyata untuk menghentikan kekerasan militer Ukraina.

"Semua tampak nyata. Pengeboman terjadi menyasar infrastruktur sipil, rumah sakit, taman kanak-kanak, klinik, dan bangunan tempat tinggal di daerah tersebut," kata Lavrov menekankan hal tersebut.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan dalam konferensi pers bahwa angkatan bersenjata Rusia melanjutkan operasi militer khusus mereka di Ukraina.