Find Us On Social Media :

Usai Putin Diberitakan Tak Siap Akhiri Perang, Kini Muncul Laporan Zelensky Tolak Tawaran Perdamaian Beberapa Hari Sebelum Rusia Serang Ukraina

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 5 April 2022 | 09:24 WIB

(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina dimulai di Turki pada Selasa tanpa jabat tangan, lapor televisi Ukraina sebagaimana diwartakan Jpost, Selasa (29/3/2022).

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada hari Senin mengatakan tujuan paling ambisius Ukraina pada pembicaraan dengan Rusia di Turki adalah untuk menyetujui gencatan senjata.

Kyiv mengatakan pihaknya menginginkan jaminan keamanan yang mengikat secara hukum yang akan menawarkan perlindungan Ukraina dari sekelompok sekutu jika terjadi serangan di masa depan.

Negosiasi dengan Rusia belum membuat banyak kemajuan, tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu malam bahwa Rusia telah membuat pernyataan publik tentang tuntutan "denazifikasi" dan demiliterisasi untuk menunda pembicaraan.

Meskipun pembicaraan dilanjutkan di Turki, Putin tampaknya tidak siap untuk membuat kompromi untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata seorang pejabat senior AS, Senin.

"Semua yang saya lihat adalah dia tidak mau berkompromi pada saat ini," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada Reuters.

Sementara itu, Surat kabar harian internasional yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, Kanselir Jerman Olaf Scholz sempat menawarkan Volodymyr Zelensky kesempatan untuk perdamaian hanya beberapa hari sebelum peluncuran serangan militer Rusia.

Tetapi, presiden Ukraina itu disebut menolak tawaran tersebut.

Scholz telah membuat apa yang digambarkan oleh WSJ sebagai satu dorongan terakhir untuk penyelesaian antara Moskwa dan Kyiv kurang dari seminggu sebelum pasukan Rusia dikirim ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

“Kanselir mengatakan kepada Zelensky di Munich pada 19 Februari bahwa Ukraina harus meninggalkan aspirasi NATO-nya dan menyatakan netralitas sebagai bagian dari kesepakatan keamanan Eropa yang lebih luas antara Barat dan Rusia,” tulis WSJ, Jumat (1/4/2022), dilansir dari Russia Today (RT).

WSJ juga mengeklaim bahwa pakta itu akan ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden, yang bersama-sama akan menjamin keamanan Ukraina.

Namun, Zelensky disebut menolak tawaran untuk membuat konsesi dan menghindari konfrontasi.