Find Us On Social Media :

Ingin Berutang untuk Berbisnis, Apa Saja Pertimbangannya?

By Ilham Pradipta M., Jumat, 16 September 2016 | 07:30 WIB

Ingin Berutang untuk Berbisnis, Apa Saja Pertimbangannya?

Intisari-Online.com - Banyak orang berpendapat, tidak mungkin kita berbisnis tanpa modal. Minimal, bermodalkan semangat. Namun yang tidak bisa dipungkiri, modal berbentuk dana akan lebih membuat usaha semakin berkembang. Tentu dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik.

Dalam bisnis, modal yang dibutuhkan bergantung dari sifat dan jenis usahanya. Sederhananya, jenis bisnis yang digeluti mempengaruhi besarnya modal. Jika modal sendiri tidak mencukupi, alternatifnya tentu meminjam dari pihak ketiga. Berutang adalah hal lumrah dalam bisnis.

Meski ada sebagian orang meyakini utang adalah buruk, tapi sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Mereka justru memandang, utang bisa membuat dirinya makin kaya. Di tangan orang-orang yang memiliki kecerdasan keuangan inilah utang bisa berubah menjadi emas.

Andrie membenarkan, salah satu masalah yang kerap dijumpai pebisnis awal adalah modal. Berutang memang menjadi salah satu solusinya. Masalahnya, justru utang ini yang akan membuat masalah baru. Karena itulah ia selalu menyarankan, “Sebaiknya jangan meminjam uang yang , bisa membahayakan bisnis kita.” Ujar Andrie Wongso, motivator sekaligus pengusaha dan coach bisnis.  

Untuk mengatahui “bahaya” atau “tidak” utang kita, indikatornya sederhana saja. Ukurlah dari kemantapan produk/jasa yang akan kita tawarkan. “Akan jadi bahaya kalau produk/jasa itu tidak memiliki nilai jual dan daya saing,” jelas Andrie. 

Sebaliknya, jika kita yakin kalau produk/jasa memiliki prospek yang cerah, suntikan dana boleh dicairkan. Makanya, penting sekali bagi kita untuk punya produk/jasa yang berkualitas. “Produknya harus The Best, The First, Unik, dan Spesial,” ujar Andrie.

Kabar baiknya, orang yang tahu cara menggunakan utang bisa menambah pundi-pundinya. Kiyosaki sendiri dalam Why “A” Student Work for “C” Student, menyatakan, “Kau harus belajar menggunakan utang kalau mau kaya. ”

Namun hati-hati! Utang mirip granat tangan. Keduanya harus ditangani secara saksama. Sebab, utang bia membunuh kita secara finansial. Kalau memang tidak mau bersedia belajar “menggunakan” utang, ikutilah nasihat populer: keluarlah dari utang.

Menurut Andire, sukses adalah hak setiap orang yang mau berubah dan mengubah. Tapi, lagi-lagi kita juga perlu sadar. Dunia bisnis tak mengenal kepastian.

Bak kisah Charles  Schwab,Samuel Insull, dan Jesse Livermore misalnya. Mereka termasuk golongan usahawan kaya raya. Pemimpin perusahaan baja, presiden perusahaan jasa publik terbesar, dan spekulator saham terbesar. Namun, nasib ketiganya berakhir memperihatinkan. Schwab meninggal tanpa uang sepeserpun, setelah hidup lima tahun dengan uang pinjaman. Insull, meninggal tanpa uang di tanah asing. Sedangkan Livermore, mati bunuh diri.

Apa yang bisa ditarik dari kenyataan itu? Sebuah bisnis memiliki siklus hidup yang naik-turun. So, bisnis memang menggiurkan, tapi bisa mengubah menjadi kejutan yang tak diinginkan bila tak hati-hati mengendalikannya.