Find Us On Social Media :

Mati Disiksa atau Hidup dengan Tangan Kaki Diamputasi, Kebrutalan Leopold II Saat Menjajah Kongo Sebabkan Setengah dari Penduduk Negara itu Tewas

By Tatik Ariyani, Jumat, 11 Maret 2022 | 17:16 WIB

Raja Leopold II

Intisari-Online.comLeopold II atau Léopold Louis Philippe Marie Victor lahir hanya empat tahun dalam pemerintahan ayahnya sebagai Raja Belgia yang pertama.

Leopold II naik takhta setelah kematian sang ayah Leopold I pada tahun 1865, dan memerintah sampai tahun 1909.

Pemerintahan Leopold II ditandai dengan sejumlah perkembangan progresif, termasuk pembentukan jaringan sekolah dasar yang independen dari gereja Katolik, undang-undang menentang pekerja anak dan hak untuk membentuk serikat pekerja bebas.

Meskipun demikian, warisan Leopold II selanjutnya akan dikaitkan dengan keinginannya, di mana ia menyatakan bahwa “negara harus kuat, makmur, oleh karena itu memiliki koloni sendiri, indah dan tenang.”

Keinginannya tersebut diungkapkan dalam sebuah surat kepada adiknya Philippe pada tahun 1888.

Kenyataannya akan berubah menjadi sesuatu yang sangat berbeda.

Melansir The Brussels Times (14 Juni 2020), Leopold II akan mendapatkan nama King-Builder, berdasarkan jumlah proyek konstruksi monumental yang dibuatnya, dari Museum Afrika di Tervuren hingga jalan menuju Cinquantenaire Arch dan taman di Brussel, serta Galeri Kerajaan di pusat kota Brussel, dan stasiun pusat yang monumental di Antwerpen.

Tetapi monumen-monumen itu, dibangun di atas darah penduduk asli Kongo.

Baca Juga: Tergila-Gila Bertarung, Inilah Commodus, Kaisar Kejam dan Super Gila Pencipta Sistem 'Gladiator' Bertarung Sampai Mati Hingga Pernah Jadikan Temannya Sendiri Sebagai Makanan Hewan

Baca Juga: Kisah Roro Oyi, Kekasih Pangeran Anom dari Mataram islam yang Dibunuh oleh Kekasihnya dengan Keris, Buah Dari Rebutan Pangeran Anom dan Ayahnya Amangkurat I yang Kejam

Leopold telah melibatkan penjelajah Afrika Henry Morton Stanley, untuk mempersiapkan klaimnya atas tanah yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo.

Namun tidak seperti kebanyakan raja Eropa, Leopold tidak mengklaim tanah atas nama negaranya, tetapi atas nama pribadinya sendiri.