Find Us On Social Media :

Mitos Kesehatan Pria (1): Ukuran Sepatu Menunjukkan Ukuran Penis?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 8 September 2016 | 17:15 WIB

Mitos Kesehatan Pria (1): Ukuran Sepatu Menunjukkan Ukuran Penis?

Intisari-Online.com – Banyak mitos-mitos yang beredar di masyarakat soal kesehatan pria. Salah satunya, pria yang memakai celana spermanya lebih sedikit? Jangan terlalu khawatir, hanya lebih baik dicari saja fakta-fakta ilmiah yang bisa membantah mitos tersebut. Sehingga mitos itu tidak mempengaruhi pikiran kita. Beberapa mitos yang beredar soal kesehatan pria seperti berikut ini.

Mitos 1. Jika bercukur setiap hari, jenggot akan tumbuh tebal dan kasar.

Fakta: sering mencukur jenggot tidak membuatnya lebih tebal. Ukuran dan bentuk folikel rambut menentukan ketebalan dan tekstur rambut jenggot. Jadi ketebalan, kekasaran, ketipisan, atau kehalusan jenggot tidak tergantung pada kebiasaan mencukur.

Mitos 2. Pria dengan ukuran sepatu besar memiliki penis lebih panjang

Fakta: Dua urolog dari rumah sakit St. Mary di London melakukan penelitan pada 104 pria dan tidak menemukan relevansi antara ukuran sepatu dengan ukuran penis.

Mitos 3. Memakai topi atau menggunakan pengering rambut menyebabkan kebotakan

Fakta: Tampaknya tidak ada bukti yang menunjukkan kebotakan karena alasan tersebut. Pola rambut laki-laki rontok melibatkan penurunan ukuran folikel rambut, yang pada gilirannya, menghasilkan rambut lebih halus dan lebih pendek dan akhirnya kebotakan.

Mitos 4. Pria hanya perlu khawatir tentang kanker prostat

Fakta: Meskipun banyak orang meninggal karena kanker kelenjar prostat, tetapi kanker paru-paru pun menjadi penyebab utama kematian pada pria. Selain itu, pria juga rentan mendapat kanker payudara. Terkejut? Tapi itu benar, laki-laki juga bisa mendapatkan kanker payudara. Risiko meningkat dengan bertambahnya usia. Faktor risiko lain bila anggota keluarga (laki-laki atau perempuan) dengan kanker payudara, maka kondisi genetik ini juga terkait dengan tingkat estrogen yang tinggi, gangguan hati kronis, alkoholisme, dan obesitas.

Mitos 5. Pria yang memakai celana memiliki sperma lebih rendah

Fakta: Meskipun jumlah sperma rendah ada hubungannya dengan suhu tinggi berkepanjangan, tetapi tidak dapat secara pasti mengasosiasikan jumlah sperma dengan penggunaan celana.

Mitos 6. Tidak ada tulang di penis, jadi tidak ada istilah “patah tulang penis”

Fakta: Memang tidak ada “tulang penis”. Tetapi penis dapat merobek tunica albuginea, yang merupakan selubung fibrosa yang akan membentang selama ereksi. Ini disebut “patah tulang penis” dan paling sering terjadi selama aktivitas seksual. Dalam sebagian besar kasus, pengobatannya diakhiri dengan operasi. Untungnya, patah tulang penis jarang terjadi.

Mitos 7. Olahraga di luar sampai berkeringat dan merasa sakit barulah didapatkan hasil

Fakta: Olahraga di luar itu bagus, tapi bila melebihi kapasitas tubuh, bukan hanya menimbulkan rasa sakit tapi juga akan menyebabkan cedera. Lakukan olahraga dengan cerdas dan tidak merugikan diri sendiri.

Mitos 8. Pria tidak perlu khawatir tentang osteoporosis

Fakta: Meskipun lebih sering terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause, pria juga rentan terhadap masalah di mana kerangka tulang melemah dan tulang menjadi rampuh dan rentan terhadap patah tulang. Peningkatan risiko pria terkena osteoporosis meliputi usia, kadar testosteron rendah, penyalahgunaan alkohol, merokok, penyakit pencernaan, penggunaan obat steroid, dan imobilisasi.

- bersambung -