Find Us On Social Media :

Rusia Resmi Umumkan Perang ke Ukraina, PBB Langsung Lakukan Rapat Darurat, Sebut Situasinya Genting Hingga Sekjen PBB Minta Maaf Pada Dunia

By Afif Khoirul M, Kamis, 24 Februari 2022 | 14:56 WIB

Ledakan sudah terjadi di Ukraina dilakukan oleh militer Rusia.

"Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta Sekutu akan merespons dengan tegas," jelasnya.

"Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia," imbuhnya.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga langsung menggelar rapat darurat pada malam tadi waktu AS.

Pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tadi malam (waktu AS).

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan bahwa dia tidak pernah percaya rumor tentang serangan yang akan segera terjadi di Ukraina.

"Dulu saya percaya bahwa tidak ada hal serius yang akan terjadi. Saya salah," The Washington Post pagi ini mengutip Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pada pertemuan online.

Baca Juga: Pejabat Intelijen AS Ungkap Langkah Rusia, Pesawat Pembom Tupolev Tu-95 yang Penuh Senjata Mulai Lepas Landas, Pasukan Khusus Spetsnaz Rusia Mulai Beroperasi

Baca Juga: Simbol 'Z' pada Tank Rusia yang Meluncur ke Arah Ukraina, para Ahli Ungkap Arti Simbol yang Menakutkan Berkaitan dengan Invasi Rusia

Guterres mengakui bahwa "sebuah operasi sedang dipersiapkan", melihat ke kamera dan mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dari lubuk hati saya, Presiden Putin, hentikan pasukan dari menyerang Ukraina. Beri kesempatan damai. Terlalu banyak orang yang meninggal," katanya.

Dewan Keamanan PBB memiliki lima anggota tetap: China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa Rusia telah membawa dunia "ke ambang konflik yang akan menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa".

Menurut dia, para pejabat percaya serangan terhadap Ukraina sudah dekat dengan Rusia menutup wilayah udara dan memindahkan pasukannya ke "posisi tempur".

"Ini adalah waktu yang berbahaya. Dan kami di sini hanya untuk satu alasan. Ini meminta Rusia untuk berhenti," katanya.