Find Us On Social Media :

Sabu-sabu di Brangkas Gatot Brajamusti: Inilah yang Harus Kita Ketahui tentang Sabu-sabu

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 6 September 2016 | 13:30 WIB

Sabu-sabu di Brangkas Gatot Brajamusti: Inilah yang Harus Kita Ketahui tentang Sabu-sabu

Intisari-Online.com - Seiring dengan ditangkapnya pekerja film Indonesia Gatot Brajamusti (biasa dipanggil Aa Gatot), popularitas sabu-sabu kembali menanjak. Tak hanya dikonsumsi sendiri, benda-benda yang disebut dengan “makanan jin” itu juga dikonsumsi oleh murid-murid spiritualnya, termasuk aktris Elma Theana.

Sembari membuka kembali catatan-catatan, mungkin banyak yang bertanya, apa itu sabu-sabu, dan apa yang harus kita ketahui tentang barang dikategorikan narkoba ini.

Dilansir dari WebMD, benda yang secara medis disebut dengan crystal methamphetamine—sering disingkat crystal meth saja—ini memiliki sifat adiktif yang tinggi dan bisa mempengaruhi sistem saraf pusat. Benda ini biasa berbentuk kristal-kristal putih halus dan mengkilap.

Beberapa orang menyebutnya “es” atau “kaca”, biasa dikonsumsi menggunakan alat hisap khusus berupa pipa kecil. Ada juga yang langsung menelannya, menghirupnya, atau menyuntikkannya ke pembuluh darah. Mereka yang menghirupnya akan langsung mendapatkan cepat namun sementara.

Dan, benda ini sangat berbahaya, baik untuk fisik atau psikis.

Sudah ada sebelum Perang Dunia II

Metamfetamina alias met alias sabu-sabu merupakan stimulan buatan manusia sejak dahulu kala. Selama Perang Dunia II, sabu-sabu diberikan kepada para tentara untuk membuat mereka tetap terjaga. Beberapa menggunakannya untuk menurunkan berat badan dan mengurangi depresi.

Saat ini, satu-satunya produk legal met berupa tablet untuk mengobati obesitas dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Bagi yang ingin menggunakannya harus melalui resep dokter.

Kristal met dibuat dengan bahan pseuoefedrin yang banyak kita temukan pada obat flu. Ketika akan digunakan sebagai bahan membuat met, maka penggunaan bahan ini sangat diperketat oleh Pemerintah Federal. Sebagian besar sabu-sabu yang beredar dibuat di Meksiko meski tak menutup kemungkinan diproduksi di tempat-tempat lain—bahkan ada yang dibuat dengan model industri rumahan.

Perlu diketahui, proses pembuatan sabu-sabu sendiri merupakan aktivitas berbahaya. Bahan-bahan kimia yang digunakan kerap membuat keracunan dan juga ledakan.

Membuat lebih pede

Ketika dikonsumsi, bahan kimia yang disebut dopamin akan langsung memburu bagian otak yang mengatur perasaan senang. Oleh sebab itu, mereka yang mengonsumsinya akan merasa lebih percaya diri dan lebih energik.