Penulis
Intisari-Online.com - Israel dapat membeli apa pun yang diinginkannya dari Amerika Serikat, jika tanpa adanya pengecualian penting.
Terlepas dari ketersediaan senjata, bagaimanapun, Israel harus tetap membuat keputusan yang hati-hatiuntuk membelanjakan uang.
Akibatnya, tidak semua yang dingiinkan bisa dimiliki oleh Israel, meskihubungan baik tetap berlanjut dengan Amerika Serikat.
Melansir National Interest, berikut senjata militerAS yang dapat digunakan Israel:
1.Kapal Tempur Littoral
Angkatan laut IDF melihat adanya potensikapal perang yang agak lebih besar daripada korvet.
Ketika kepentingan keamanan maritim Israel meningkat, yakniuntuk mempertahankan blokade Gaza, dan patroli cadangan energi lepas pantai, kebutuhan ini semakin mendesak.
Dalam dekade terakhir,IDF secara ekstensif mempelajari kemungkinan memperolehdesain Kapal Tempur Littoral AS yang dimodifikasi.
Fiturnyasangat berbeda dan membuatnya lebih mandiri.
Namun biaya modifikasi juga menaikkan biaya hingga belum terjangkau oleh Israel.
2.F-22 Raptor
Secara historis, Israel lebih memilih pembom tempur yang dapat melakukan misi superioritas udara dan serangan.
Raptor belum memiliki banyak profil serangan.
Namun, IDF membeli F-15 lalu membuat modifikasinya
sendiri untuk mengubah pesawat tempur menjadi pembom yang menghancurkan.
F-22, yang melayani kebutuhan superioritas udara Israel dengan baik, mungkin telah melalui proses serupa.
3.Pembom Serangan Jarak Jauh
Kebuntuan jangka panjang dengan Iran mengindikasikanbahwa Israel benar-benar dapat menggunakan opsi serangan jarak jauh.
Sementara F-15 dan F-16 Israel,dengan pengisian bahan bakar, dapatmencapai target di Iran, jarak yang sangat jauh akan menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan.
Dalam konteks ini, B-21 Long Range Strike Bombertampak menarik.
Tentu saja, Israel tidak lagi mengoperasikan pesawat pengebom strategis sejak mempensiunkan pesawat pengebom B-17 pada 1950-an.
Namun demikian, kebutuhan untukmenembus pertahanan udara Iran dan mengirimkan muatan berat mungkin membuat IDF mempertimbangkan kembali komitmennya terhadap pembom tempur.
(*)