Dia dituduh melakukan serangan di Bali pada tahun 2002 serta bom bunuh diri di Hotel JW Marriott di Jakarta pada tahun 2003 yang menewaskan total 213 orang.
Objek itu dinilai oleh Badan Intelijen Pusat AS (CIA) sebagai "pemimpin teroris Osama bin Laden dari Asia Tenggara".
Ditangkap di Thailand pada tahun 2003, ditahan di Diego Garcia di Samudra Hindia sebelum dibawa ke Teluk Guantanamo pada September 2006.
Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang dianggap sebagai "ancaman berisiko tinggi bagi Amerika dan sekutunya".
Selain itu, yang mengejutkan adalah Hambali ternyata bekerja langsung di bawah Al-Qaeda, organisasi teroris internasional yang dipimpin Osama Bin Laden.
Hambali memanggil bawahannya dan pembuat bom dari Malaysia dan Indonesia ke pertemuan di Bangkok pada awal 2002.
Dengan janji pendanaan Al-Qaeda, pemimpin teroris regional itu meminta bawahannya untuk menemukan 'target lunak', seperti bar, kafe atau klub malam yang sering dikunjungi wisatawan.
Dengan akunnya, Hambali menerima setidaknya 86.000 dollar AS dari Al-Qaeda untuk mendanai serangan JI di Asia Tenggara.
Nasir Abas, yang mengelola kamp pelatihan JI di Filipina sebelum memutuskan untuk meninggalkan kelompok tersebut setelah bom Bali, mengatakan.