Intisari - Online.com - Salah satu laksamana top Perancis berpikir Eropa bisa dan seharusnya berbuat lebih untuk mengkonfrontasi agresi China dan Rusia.
Melansir National Interest, dalam sebuah diskusi online yang diadakan oleh lembaga penelitian di Washington, Center for Strategic and International Studies, Wakil Laksamana Herve Blejean, Direktur Jenderal dari Staf Militer Uni Eropa, yang menjelaskan bagaimana Eropa melihat peran mereka di wilayah Maritim.
Laksamana Blejean menjelaskan jika Eropa memang melihat perilaku China di laut sebagai masalah dan benua tersebut mempertimbangkan perlunya "berhubungan dengan negara-negara pemikiran sama… untuk menangani beberapa aktivitas dari Laut China Selatan ke Laut Hitam," menyebut klaim ekstensif dan sangat tidak dikenali di Laut China Selatan dan juga pencaplokan lahan di Krimea.
Laksaman menyebut pembangunan angkatan laut China ke dalam perspektif yang lebih dipahami, menjelaskan jika "setiap dua tahun China memproduksi tonase angkatan laut Perancis" dalam kapal-kapal angkatan laut.
Salah satu ungkapan paling menonjol dari Laksamana mengkhawatirkan inisiatif negara-negara individual dan komitmen mereka untuk wilayah Indo-Pasifik.
Ada lebih banyak traksi untuk lebih banyak negara-negara untuk menunjukkan kepentingan mereka dalam membukanya terbuka dan bebas.
Bersamaan dengan Inggris, yang bukan lagi bagian dari Uni Eropa, Blejean merujuk Perancis dan Jerman, dua kekuatan ekonomi utama Eropa.
Sementara Perancis tidak malu mengenai pamer kekuatan militer mereka ke luar negeri, Jerman enggan untuk memasukkan pasukannya ke negara-negara lain, bahkan walaupun di dalam konteks multi-nasional koalisi yang dipimpin PBB.