100 Hari Kekuasaan Taliban: PBB Klaim 23 Juta Warga Afghanistan Kelaparan, Taliban Justru Salahkan Negara Barat yang 'Omong Doang ' Perihal HAM

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Laporan 100 Hari Pertama Setelah Taliban Berkuasa di Afghanistan

Intisari-Online.com -Setelah 20 tahun, Taliban mendapatkan kembali kendali atas Kabul pada 15 Agustus dan menjadi otoritas tertinggi Afghanistan.

Kini, Taliban tengah berada di puncak kekuasaan dan sudah 100 hari berkuasa di Afghanistan.

Seberapa jauh negara ini telah berubah sejak Taliban menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat?

Laporan jurnalis BBC, Yalda Hakim, menyebutkan bahwa dari petugas kesehatan di Kandahar hingga petugas kebersihan di rumah sakit Kabul, tidak ada petugas kesehatan publik di Afghanistan yang digaji sejak pemerintah jatuh dan bantuan asing terhenti.

Baca Juga: Berambisi Memperluas Pengaruh dan Permalukan AS, China Incar Hal Ini dari Taliban di Afghanistan, Bagaimana Posisi Amerika Saat Ini?

Terlepas dari situasi itu, mereka masih datang bekerja, merawat masyarakat yang semakin putus asa di saat mereka sendiri semakin terpojok ke tepi jurang.

Salah satunya yakni Nasreen bekerja yang sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Anak Indira Gandhi di Kabul.

"Jika kami tidak bekerja, bayi-bayi ini akan meninggal, bagaimana mungkin kami bisa meninggalkan mereka?" kata Nasreen kepada BBC.

Baca Juga: Dapat Warisan Pesawat Militer hingga Senjata Melimpah dari AS, Taliban Bakal Bangun Angkatan Udaranya Sendiri, Darimana Mereka Memperoleh Tenaga Profesional?

Bangsal harus sebersih mungkin untuk memastikan pasien, yang kebanyakan berkondisi lemah serta kurang gizi.

Supaya mereka tidak terkena infeksi. Nasreen mengatakan dia tidak mampu membayar transportasi, sehingga terpaksa berjalan kaki menuju tempat kerja.

Perjalanan itu melelahkan, dia harus menuruni sisi gunung, kemudian mendaki kembali setelah bekerja selama 12 jam.

Namun, betapa pun menyedihkannya para petugas kesehatan, pasien yang mereka rawat berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk.

Baca Juga: Kelaparan Melanda Afghanistan yang Dikuasai Taliban, Keluarga - Keluarga Miskin Ini Jual Anak - anak Perempuannya Agar Bisa Makan

PBB menyatakan hampir 23 juta warga Afghanistan menghadapi kelaparan.

95 persen orang di negara ini tidak memiliki makanan yang cukup.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, menyalahkan masyarakat internasional dan mengatakan kepada saya bahwa penderitaan rakyat Afghanistan justru disebabkan oleh tindakan Barat.

"Masyarakat internasional dan negara-negara lain yang berbicara tentang hak asasi manusia ... mereka harus mempertimbangkan kembali mengambil langkah-langkah yang berujung pada krisis kemanusiaan di Afghanistan," tambah dia.

Baca Juga: 'Bayi Perempuan Dijual Seharga Rp7 Juta oleh Keluarganya yang Kelaparan',Begini Nasib Mengenaskan Anak-anakAfghanistan di Bawah Kuasa Taliban

Korban termuda dari krisis ini adalah seorang anak berumur 3 tahun yang berada di bangsal tempat Nasreen bekerja.

Dia memiliki matanya cekung, rambutnya menipis, ketika dia tampak bangun, dia menangis kesakitan.

Inilah dampak kekurangan gizi akut pada anak-anak Afghanistan.

Baca Juga: Terus-Terusan Dikecam Karena Pamerkan Mayat Orang yang Dieksekusi di Depan Publik, Taliban Akhirnya Buka Suara Terkait Aksiny Pamerkan Mayat di Depan Umum

(*)

Artikel Terkait