Disiplin Menerapkan Prokes Jadi Kunci Hidup Berdampingan dengan Covid-19  

Sheila Respati

Penulis

alam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (14/10).

Intisari-Online.co.id - Meskipun saat ini kasus penularan Covid-19 di Indonesia berangsur-angsur mengalami penurunan, bukan berarti pandemi telah usai. Oleh sebab itu, Pemerintah telah menyusun strategi jangka panjang menyikapi masa pandemi Covid-19 yang diprediksi masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan.

Masyarakat diharapkan bersiap untuk hidup berdampingan dengn Covid-19 dengan cara tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru.

Selain menyiapkan peta jalan hidup bersama Covid-19, pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya persuasif untuk membiasakan masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru, salah satunya, dengan memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi untuk melakukan skrining di ruang publik.

Koordinator Tim Pakar & Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan dari hulu ke hilir, vaksinasi dan testing, tracing dan treatment (3T) pun tetap digencarkan.

“Pada saat penularan rendah, apabila terjadi kebobolan dalam Prokes maka relatif masih terjaga. Tapi di tempat-tempat tertentu yang sirkulasi virusnya tinggi, maka tidak patuh Prokes bisa mendongkrak kasus. Jadi Prokes tidak bisa ditinggalkan,” tegas Wiku dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (14/10).

Baca Juga: Pariwisata Bali Kembali Dibuka Untuk Wisatawan Mancanegara, Berikut Syaratnya

Wiku menjelaskan, situasi pandemi tanah air terpantau baik. Per 10 Oktober 2021, tidak ada kabupaten atau kota berada pada zona risiko tinggi dan mayoritas pada zona risiko rendah.

“Dengan perbaikan situasi Covid-19 di berbagai wilayah, relaksasi kegiatan masyarakat secara bertahap dengan persiapan matang, bisa dilakukan,” kata Wiku.

Dalam pelaksanaan tersebut, pemerintah telah menerapkan strategi berlapi dengan banyak instrumen di dalamnya.

“Hal yang penting dilakukan oleh masyarakat adalah kewaspadaan. Selain itu, di ruang publik tempat kegiatan, harus adaSatgasProkes. Dengan demikian aktivitas masyarakat akan diawasi oleh masyarakat juga, sehingga tidak ada ruang untuk terjadi penularan tanpa terdeteksi, dan dapat dicegah lebih awal,” papar Wiku.

Baca Juga: Tingkatkan Ketahanan Pangan, Pemerintah Dorong Akes KUR untuk Petani Milenial

Wiku mengingatkan proses penularan dapat terjadi di 3 titik, yakni di tempat tinggal, transportasi, serta tempat aktivitas. Untuk pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, misalnya, maka simulasi harus dilakukan dari titik awal hingga kembali lagi dan memastikan semua aman.

Dia menegaskan setiap daerah memiliki karakter dan cara berbeda untuk menemukan kapasitas yang paling tepat.

"Setelah ditemukan kapasitas yang tepat, maka harus dijaga agar tidak melakukan aktivitas berlebihan," papar Wiku.

Untuk penanganan pandemi ini, kolaborasi aparat sipil, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri), dan berbagai pihak tetap menjadi kata kunci guna menciptakan kekuatan pengendalian yang lebih besar.

Sosialisasi menjadi kunci ketaatan penerapan prokes

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Blitar Santoso mengatakan, terus penegakan Prokes pada masyarakat, pihaknya bekerja sama dengan TNI Polri melaksanakan Operasi Yustisi secara berkala.

"Selama evaluasi, tingkat pelanggaran seperti tidak memakai masker di tempat umum jarang temui, karena kami selalu gencar mengadakan sosialisasi, misalnya melalui siaran, baliho, dan radio," kata Santoso.

Baca Juga: Dukung Pemberian Kompetensi Menyeluruh Kartu Prakerja, Pemerintah Gandeng Lembaga Pelatihan Daerah

Sosialisasi dimaksud adalah upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa new normal life di Blitar saat ini bukan berarti bebas Covid-19, sehingga masyarakat harus sadar dan terbiasa dengan aturan-aturan baru hidup bersama virus tersebut.

"Covid-19 ini menjadi bagian dari budaya kehidupan. Bagaimana kita beradaptasi agar kedisiplinan tidak jadi sesuatu yang harus ditakuti tapi jadi bagian kehidupan yang harus dijalani," tuturnya.

Langkah-langkahnya, menurut Santoso, seperti membentuk satuan tugas penegakan disiplin, implementasi PeduliLindungi dan operasi Yustisi, pengetatan kegiatan-kegiatan masyarakat, serta secara efektif efisien memanfaatkan media untuk sosialisasi Prokes.

Wakil Ketua Gerakan Pakai Masker, Kemal Gani, mengatakan, karena masyarakat pasti mengalami kejenuhan, maka edukasi harus dilakukan secara berkelanjutan disertai penyegaran dan pendekatan yang menarik.

Selain memanfaatkan media sosial dan radio, pihaknya juga melakukan penyuluhan ke berbagai klaster melalui daring.

Baca Juga: Pulihkan Industri Kreatif di Tengah Pandemi, Sejumlah Daerah Lakukan Inovasi Ini

"Kami menggarap penyuluhan untuk para penyuluh. Di antaranya ke pesantren, pasar rakyat, ibu ibu PKK, juga anak-anak muda. Pasar Rakyat, karena pedagang masih minim Prokes. Ibu PKK karena peran para Ibu sangat penting dalam disiplin Prokes di rumah tangga," kata dia.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk memberikan edukasi Prokes bagi anak usaia bawah 12 tahun, yang belum bisa mendapatkan vaksinasi.

Meski disiplin 3M masih tinggi, menurut Gani, upaya mendorong masyarakat sadar terus mengenakan masker dengan benar perlu terus digencarkan.

"Dengan mengenakan masker maka kita akan terlindungi sampai 80 persen dari penularan," ujar Gani.

Artikel Terkait